Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Dongkrak Elektabilitas PDIP

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Reserch Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan bahwa tingkat keterpilihan PDIP untuk Pilpres 2019 naik pada survei per Desember 2017 dibandingkan dengan hasil Pemilu 2014.
Jokowi dan Megawati/Antara
Jokowi dan Megawati/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Reserch Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan bahwa tingkat keterpilihan PDIP untuk Pilpres 2019 naik pada survei per Desember 2017 dibandingkan dengan hasil Pemilu 2014.

Elektabiltas PDIP naik dari hasil Pemilu 2014 dengan 18.95 persen, sedangkan survei per Desember 2017 dukungan pada PDIP telah mencapai 27,6 persen.

"Elektabilitasnya melebihi hasil Pemilu 2014," ujar Djayadi, di Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Naiknya elektabilitas PDIP disebabkan sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang positif dalam persepsi masyarakat.

"Selama presepsi masyarakat terhadap Presiden Jokowi positif, elektabilitas PDIP akan baik."

Menurut Djayadi, baik pendukung PDIP atau bukan, elektabilitas partai tergantung pada kinerja Presiden Jokowi. Survei yang melibatkan 1220 responden dengan margin error 3.1 persen ini, kata Djayadi, membuktikan kepuasan publik atas kinerja Presiden Jokowi.

Elektabilitas partai politik masih bisa naik di tahun pilkada ini. Partai politik yang masih memiliki elektabilitas tidak aman saat ini, kata dia, belum bisa dijadikan patokan.

Elektabilitas partai di bawah batas 4 persen seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) masih memiliki peluang untuk menaikkan elektabilitasnya. Apalagi, kata dia, tahun ini ada pemilihan kepala daerah, waktu yang baik bagi partai politik menggerakkan mesin partainya.

"Sekarang, mesin partai politik belum bergerak," kata Djayadi.

Hasil survei SMRC sejalan dengan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Survei LSI pada April 2014 hingga Januari 2018 menyimpulkan bahwa tingkat elektabilitas PDIP dan Partai Golongan Karya (Golkar) cenderung naik untuk Pilpres 2019.

“Pemilih PDIP dan Golkar relatif sama yakni pemilih menengah ke bawah.”

Pendiri LSI Denny JA menyampaikannya melalui rilis yang diterima Tempo, Rabu (24/1/2018).

Dalam survei itu, PDIP dipilih oleh 18,95 persen dari 1200 responden pada April 2014 dan naik 3,25 persen menjadi 22,2 persen pada Januari 2018. Sedangkan Golkar dipilih 14,75 persen responden pada April 2014, naik 0,75 persen yakni menjadi 15,5 persen pada Januari 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper