Kabar24.com, NEW YORK - Tingkat keyakinan warga AS atas kebijakan imigrasi Donald Trump tergolong sedikit.
Penerapan larangan sementara untuk memasuki Amerika Serikat bagi warga dari tujuh negara Muslim oleh Presiden Donald Trump disebutkan untuk melindungi warga AS dari serangan teroris.
Namun hanya kurang dari sepertiga warga AS yang berpikir tindakan itu dapat membuat mereka "lebih aman", menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos yang disiarkan, Selasa, seperti dikutip Antara, Rabu (1/2/2017).
Jajak pendapat yang dilakukan pada 30-31 Januari menunjukkan hanya satu dari dua warga AS yang mendukung larangan tersebut yang juga meliputi penangguhan izin masuk 120 hari bagi seluruh pengungsi, meskipun terjadi perpecahan tajam di partai.
Trump menangkis kritis yang mengatakan pelarangan tersebut menyasar warga Muslim.
"Pemeriksaan yang ekstrem" diperlukan untuk melindungi negara dan perbatasannya, demikian menurut Trump.
"Ini bukan masalah agama," kata Trumps dalam pernyataan setelah mengumumkan pelarangan masuk tersebut pada Jumat.
"Ini menyangkut masalah teror dan menjaga agar negara tetap aman," ujarnya.
Dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos sekitar 31% rakyat mengatakan bahwa pelarangan tersebut membuat mereka merasa "lebih aman" sedangkan 26% mengatakan mereka merasa "kurang aman".
Sekitar 33% lain mengatakan bahwa langkah itu tidak banyak membuat perbedaan dan selebihnya mengatakan tidak tahu.
Perintah Trump itu melarang warga negara Iran, Irak, Libia, Somala, Sudan, Suriah dan Yaman memasuki AS dan juga warga pengungsi Suriah.
Anggota legistlatif dari Republikan mengecam perintah Trump dengan mengatakan bahwa tindakan itu seperti memberi pesan baru bagi organisasi teroris untuk perekrutan baru.