Kabar24.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti mengakui ada kelemahan dari Kapolres Aceh Singkil, Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Samekto dalam memprediksi situasi yang menyebabkan bentrok massa serta pembakaran rumah ibadah di Kabupaten Aceh Sangkil.
"Sudah ditanya Kapolda [Aceh] apakah butuh back up, dijawab tidak," katanya di Kompleks Mabes Polri, Jumat (16/10/2015).
Badrodin mengatakan persoalan tersebut bergantung pada kepala satuan wilayah atau kapolres setempat mampu mengantisipasinya atau tidak. Menurut dia ada yang sigap mengantisipasi, tapi ada pula yang meremehkannya.
"Ada yang memang over dan underestimate. Ada yang mungkin karena kemampuannya memprediksi, tidak satu sama lain," katanya.
Atas ketidakmampuan memprediksi situasi itu, Badrodin mengatakan Kapolres harus mempertanggungjawabkan risikonya. Namun Kapolri tak merinci risiko apa yang akan dihadapi Kapolres Aceh Singkil. "Tentu ada resikonya," katanya.
Sementara itu polisi juga masih meneliti secara forensik peluru yang menewaskan Samsul, korban meninggal dunia atas peristiwa itu. Tapi dia menampik jika senjata tersebut berasal dari kelompok atau organisasi tertentu di Aceh.
"Ini bisa dibeli di mana saja, melalui internet bisa beli," katanya.
Mantan Wakapolri tersebut memastikan kepolisian terus mengejar tujuh buronan tersangka kasus Singkil Aceh tersebut. Sejauh ini baru tiga tersangka yang sudah ditetapkan dengan inisial S, N, dan I.
"Kondisi terkini sudah cukup aman dan pasukan sudah ditambah TNI dan Brimob Polda Aceh. Saya harapkan bisa diselesaikan karena ada kesepakatan yang harus dibangun bersama," katanya.