Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan bom di Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kota Sanaa, Yaman, yang terjadi pukul 10.45 waktu setempat, Senin (20/4/2015), di saat ada helatan Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan tidak ada korban dalam insiden serangan bom tersebut. “Dari 17 orang di KBRI itu, yakni empat tim evakuasi dari Jakarta, satu staf, lima lokal staf, lima buruh migran, dan dua mahasiswa. Dua orang mengalami luka ringan,” kata Menlu RI di Ruang Cendrawasih, Jakarta Convention Centre (JCC), seperti dikutip dari http://www.aacc2015.id.
Menurut Retno, target serangan bom tersebut ditujukan ke depot amunisi yang berada dekat gedung KBRI. “Serangan bom tersebut juga menyebabkan seluruh kendaraan milik KBRI terbakar, dan saat ini kami sudah melakukan evakuasi ke kota Al Hudaida,” paparnya.
Retno menyebutkan situasi di Kota Sanaa memang sudah tidak kondusif, sehingga tidak ada kegiatan operasional di kota tersebut. Mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda ini mengatakan seluruh kegiatan operasional KBRI dilakukan di Kota Salalah. “Kami memang menganjurkan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk pindah dari kota Sanaa,” ungkapnya.
Dia menambahkan total 1.973 WNI sudah berhasil dievakuasi dan tiba dengan selamat di tanah air. ”Memang masih ada WNI yang masih bertahan di Kota Tarim dan Al Mukallah, namun kami tetap upayakan agar mereka mau dievakuasi,” jelasnya.
Konflik bersenjata antara kelompok Houthi dengan koalisi pasukan asing yang dipimpin oleh Arab Saudi tengah terjadi. Kelompok Houthi mendapatkan dukungan dari Iran, sedangkan negara-negara Arab memberi dukungan kepada kelompok pemerintah.