Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Barat Khawatir Iran Balas Dendam, Prancis Ingatkan Warganya Jauhi Timur Tengah

Prancis telah memperingatkan warganya untuk menjauhi kawasan Timur Tengah.
Asap membumbung setelah Israel diduga menyerang bangunan yang dekat dengan kedutaan besar Iran di Damaskus, Suriah, 1 April 2024./Reuters
Asap membumbung setelah Israel diduga menyerang bangunan yang dekat dengan kedutaan besar Iran di Damaskus, Suriah, 1 April 2024./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Prancis telah memperingatkan warganya untuk menghindari wilayah Iran, Israel, Lebanon dan Palestina. Peringatan itu diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, menyusul adanya ancaman pembalasan dari Iran terhadap Isreal.

Iran dan Israel adalah dua seteru yang sudah lama saling mengancam akan melancarkan perang. Tensi politik antara kedua negara itu semakin memanas karena Isreal dengan sengaja melanggar hukum internasional. Negeri zionis tersebut mengebom konsuler Kedutaan Iran di Damaskus, Suriah.

Tindakan ini segera mendapat kecaman dari dunia internasional. Iran yang menjadi korban serangan tersebut berang dan berjanji akan membalas setiap aksi Israel. Ketegangan antara dua pemain utama di Timur Tengah itu membuat khawatir dunia Barat yang selama ini mendukung aksi 'genosida' Israel terhadap warga Palestina.

Salah satu negara yang khawatir adalah Prancis. Kekhawatiran Prancis itu ditunjukkan dengan adanya peringatan untuk menghindari kawasan Iran, Lebanon, Palestina dan Israel.

Seperti yang dikutip dari laman Twitter (X) resmi Kementerian Luar Negeri Prancis, peringatan itu juga disertai anjuran supaya memulangkan staf diplomatik dan keluarganya dari Tehran, Iran serta larang misi-misi resmi Prancis di negara-negara tersebut.

Arab Diminta Sabar 

Sementara itu, Rusia, Jerman dan Inggris telah mendesak negara-negara Timur Tengah untuk menahan diri, kala Israel menyatakan siap mempersenjatai diri, atas ancaman serangan dari Iran. 
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock meminta mitranya dari Iran, Hossein Amirabdollahian, untuk mendesak "pengekangan maksimum" untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

Lalu, Kementerian Luar Negeri Rusia juga mengatakan kepada warganya bahwa mereka tidak boleh melakukan perjalanan ke Timur Tengah, terutama ke Israel, Lebanon dan wilayah Palestina.

"Saat ini sangat penting bagi semua orang untuk menahan diri agar tidak mengarah pada destabilisasi total situasi di wilayah tersebut, yang tidak benar-benar bersinar dengan stabilitas dan prediktabilitas," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/4/2024). 

Selain itu,  Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan pada  Kamis (11/4) bahwa ia telah menjelaskan kepada Amirabdollahian bahwa Iran tidak boleh menyeret Timur Tengah ke dalam konflik yang lebih luas.

Di platform X “Twitter”, Cameron mengatakan bahwa ia sangat prihatin mengenai potensi kesalahan perhitungan yang mengarah pada kekerasan lebih lanjut. 

Dari Negeri Paman Sam, Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga meminta rekan-rekannya termasuk menteri luar negeri Turki, China dan Arab Saudi untuk memperjelas bahwa eskalasi bukanlah kepentingan siapa pun dan bahwa negara-negara harus mendesak Iran untuk tidak melakukan eskalasi.

Adapun, pada Rabu (10/4) Presiden Joe Biden telah mengatakan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa komitmennya terhadap keamanan Israel terhadap ancaman dari Iran dan proksinya sangat kuat. 

Namun pada Kamis malam (11/4) seorang pejabat AS mengatakan bahwa negaranya memperkirakan serangan Iran terhadap Israel akan terjadi, namun tidak akan cukup besar untuk menarik Paman Sam ke dalam perang.

Sebagai catatan, Iran telah bersumpah membalas serangan udara tanggal 1 April 2023 terhadap kompleks kedutaan besarnya di Damaskus yang menewaskan seorang jenderal penting Iran dan enam perwira militer Iran lainnya.

Kemudian, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan  bahwa Israel harus dihukum dan memang demikian adanya. Serangan tersebut dinilai sama seperti serangan terhadap tanah Iran. 

“Keharusan bagi Iran untuk menghukum rezim jahat ini [mungkin bisa dihindari seandainya Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan tersebut dan membawa pelakunya ke pengadilan],” terang  misi Teheran untuk PBB.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel terus melancarkan perangnya di Gaza namun melakukan persiapan keamanan di tempat lain.

“Siapapun yang merugikan kami, kami akan merugikan mereka. Kami siap memenuhi semua kebutuhan keamanan Negara Israel, baik secara defensif maupun ofensif,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper