Bisnis.com, JAKARTA – Hamas mengatakan bahwa proposal gencatan senjata di Jalur Gaza yang ditawarkan Israel tidak memenuhi tuntutan mereka. Namun faksi militer Palestina tersebut mengaku akan mempelajari tawaran tersebut lebih lanjut dan menyampaikan tanggapannya kepada mediator.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/4/2024) proposal gencatan senjata dari pihak Hamas juga telah diserahkan kepada mediator Mesir dan Qatar pada pembicaraan di Kairo yang bertujuan untuk mencari jalan keluar dari perang di Jalur Gaza, yang kini memasuki bulan ketujuh.
Warga mengatakan pasukan Israel terus melancarkan serangan udara di bagian tengah dan selatan Gaza pada hSelasa (9/4/2024), termasuk serangan terhadap rumah keluarga di Al-Nusseirat yang menewaskan 14 orang, menurut televisi Al Aqsa milik Hamas. Serangan udara lainnya dilaporkan terjadi di Deir al-Balah di Gaza tengah dan Rafah di ujung selatan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengisyaratkan rencana serangan darat di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga sipil yang mengungsi bersembunyi, meskipun ada permintaan internasional untuk menahan diri.
Pembicaraan di Kairo, yang juga dihadiri oleh Direktur Badan Intelijen Pusat AS William Burns, sejauh ini gagal mencapai terobosan untuk menghentikan perang.
“Gerakan [Hamas] tertarik untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri agresi terhadap rakyat kami. Meski begitu, posisi Israel tetap keras kepala dan tidak memenuhi satu pun tuntutan rakyat dan perlawanan kami,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan menyusul proposal gencatan senjata terbaru.
Baca Juga
Namun Hamas akan meninjau proposal tersebut lebih lanjut dan kembali ke mediator untuk memberikan tanggapannya.
Hamas menginginkan sejumlah perjanjian untuk syarat mengakhiri serangan militer Israel, seperti penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan memungkinkan para pengungsi untuk kembali ke rumah mereka di wilayah kantong kecil yang padat penduduk itu.
Sementara itu, dalam proposal gencatan senjata dari Israel adalah permintaan untuk menjamin pembebasan sandera yang ditangkap oleh Hamas dalam serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 yang memicu konflik. Israel menyatakan tidak akan mengakhiri perang sampai mereka memusnahkan Hamas, yang telah menguasai Gaza sejak tahun 2007.