Bisnis.com, BOGOR– Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan rumah tahanan teroris tidak menjadi bagian tempat kegiatan deradikalisasi teroris di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Hari ini, Senin (8/9), Presiden mengunjungi Pusat Pelatihan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di kawasan International Peace and Security Center (IPSC) di Sentul sebagai tempat kegiatan deradikalisasi teroris.
Kepala Negara mengapresiasi keberadaan pusat kegiatan deradikalisasi teroris tersebut, akan tetapi menilai tidak perlu ada rumah tahanan teroris di kawasan tersebut. Pusat pelatihan tersebut, ujarnya, diniatkan sepenuhnya untuk pelatihan melawan terorisme.
“Boleh saja ada kegiatan deradikalisasi. Kalau ada penghuninya mantan-mantan teroris, harus hati-hati masalah keamanan untuk keseluruhan kawasan,” ujar SBY saat mengunjungi Pusat Pelatihan BNPT di IPSC tersebut.
Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan Pusat Pelatihan BNPT didirikan di atas areal seluas 6,1 hektar dengan nilai sekitar Rp150 miliar.
Meski masih dalam tahap penyelesaian, pusat pelatihan tersebut telah mulai beroperasi sejak April 2014 untuk aktivitas deradikalisasi terorisme.
Menurut Ansyaad, secara keseluruhan ada 48 kamar (satu kamar untuk 3 orang) dan tempat kegiatan deradikalisasi. Kegiatan deradikalisasi akan dilakukan dengan, antara lain, mengundang para pemuka agama dan pemuka masyarakat.
Pusat Pelatihan BNPT merupakan salah satu fasilitas yang ditinjau Presiden dalam kunjungannya ke kawasan IPSC sepanjang hari ini.
Sebelum mengunjungi Pusat Pelatihan BNPT, SBY meninjau Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK). Kemudian setelahnya, masih di kawasan yang sama, SBY mengunjugi Pusat Pelatihan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).