Bisnis.com, JAKARTA – Tidak ada hubungan kekerabatan antara Presiden ke-IV RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Bahkan, mungkin, semasa hidupnya, Gus Dur belum mengenal banget: Jokowi?
Mungkin, kalau Gus Dur saat ini masih ada, jika ditanya komentarnya soal pernyataan Amien Rias tentang populeritas dan dorongan pencalonan capres Jokowi, Gus Dur itu akan menjawab: “Ah…Itu aja ikut repot…”
Gus Dur, mungkin, tidak mau ambil pusing pada urusan yang tidak subsantif dalam urusan negara. Substantif berkaitan dengan sesuatu yang detail, rinci, mendalam dan bisa juga diartikan sebagai bagian yang paling pokok/inti dari sebuah hal.
Mau pemimpinnya suka blusukan, populer, mirip Estrada atau tidak, kurus kering atau gemuk, atau cuma bisa ngomong doang. Gus Dur paling bilang lagi: “Itu aja direpotin…” Asalkan dia jujur, punya visi dan misi jelas (untuk urus negara), kerja keras, tidak korup dan track record bagusnya jelas dan gamblang.
Itu mungkin, benar juga kata istri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid. Gus Dur itu bukan tokoh birokrat atau yang haus ingin jadi birokrat. Lebih dari itu, dia engga suka dengan protokoler.
Bahkan ada cerita dari orang-orang dekatnya yang mengatakan, saat dia jadi presiden, konvoi rombongannya sering berbelok ke arah yang tidak ada dalam jadwal kunjungan. Terutama kalau dia ingat di daerah yang dilaluinya, Gus Dur ingat ada tokoh agama atau pesantren yang dikenalnya.
Betapa inginnya Gus Dur menjadikan Istana Presiden yang megah dan bersejarah itu menjadi istana rakyat. Gus Dur pun bercelana pendek di istana. Pro rakyat.
Kamis (26/9/2013), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendapat hadiah spesial dari istri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah Wahid. Sinta menyematkan peci warna cokelat peninggalan Gus Dur kepada Jokowi. "Kenapa peci Gus Dur? Pak Jokowi dan Gus Dur filosofinya mirip, gitu aja kok repot, langsung turun lapangan, tidak mau ribet dengan birokrasi," kata Yenni Wahid, putri Gus Dur, saat Sinta menyematkan peci kepada Jokowi di The Wahid Institute, Jakarta Pusat.
Benarkah? Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengkritik aksi voorijder saat mengawal pejabat yang menurutnya kadang berlebihan sehingga menimbulkan antipati masyarakat.
“Tak perlulah pakai sirine yang menguing-nguing dan dengan sejumlah personel yang banyak. Tidak musim lagi seperti itu, kita yang penting kerja," kata Jokowi pada perayaan ulang tahun Wahid Institue di Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Dua sosok yang kerap diolok. Begitu juga identifikasi Gus Dur-Jokowi. Istri Gubernur Jawa Barat, Hj Netty Prastyani Heryawan meminta maaf bila kata-kata yang disampaikannya pada Lokakarya tentang imunisasi di Sumedang, Selasa (10/3/2009) lalu menyinggung masyarakat, khususnya yang terhimpun dalam Barisan Masyarakat Pendukung Gus Dur (Bamper).
Istri orang nomor satu di Jawa Barat itu, Jumat (20/3), didemo massa pendukung Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Dur, karena menganggapnya melakukan pelecehan terhadap Gus Dur dengan menyebutkan kata `Gusdur Mundur`.
Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana menegaskan, dia tidak bermaksud menyudutkan mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Justru, Sutan mengaku kalau dirinya sedang difitnah setelah berbicara soal lengsernya Gus Dur. "Saya katakan, pemerintah mana yang bersih-bersih banget, bahkan Gus Dur pun kalau bersih gak akan diturunkan di tengah jalan, gitu aja, masa saya dibilang fitnah," kata Sutan.
“Daerahnya masih banyak yang kumuh, hanya Slamet Riyadi saja yang bagus. Tapi Jokowi malah dinobatkan sebagai wali kota nomor tiga terbaik di muka bumi, mungkin hanya karena popularitas.” Itu adalah pernyataan publik Amien Rais terkait kemenangan Jokowi sebagai walikota nomor tiga terbaik di muka bumi.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, meragukan kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Kemudian, Amien Rais menyamakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan presiden Filipina Joseph Estrada. “Kesamaannya, mereka dipilih karena populer,” kata Amien saat memberi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2013).
Apa kata Jokowi? "Peci yang dikasih istri mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid? Iya, ini pecinya juga pas, cocok. Nanti akan dipake kalau Jumatan," ujar dia. "Ini bukan bentuk restu. Apalagi saya itu tidak ada urusan dengan capres, atau survei capres," kata dia.
Tapi, Gus Dur cukup menyenangkan. "Gus Dur cerita lucunya banyak. Makanya, saya senang ketemu Gus Dur kalau cerita lucu-lucu. Ini pecinya juga pas," ujar dia.