Bisnis.com, JAKARTA - Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) bekerja sama dengan Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI), menggelar 60th Teflin International Conference selama tiga hari (27–29 Agustus 2013) di Kampus UI Depok.
Konferensi ke-60 ini bertajuk Achieving International Standards in Teachers Education. Farida Haryoko, Kepala Kantor Komunikasi UI, mengatakan tema tersebut diangkat karena keluhan masyarakat mengenai kualitas siswa dan mahasiswa dalam berbahasa Inggris, baik di Indonesia dan berbagai negara lain di dunia, dimana guru sering kali dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab akan hal ini.
Menanggapi hal tersebut, katanya, konferensi ini berfokus pada sejumlah topik penting di bidang pendidikan dan pelatihan guru, serta pengembangan profesi guru.
Topik lain yang dibahas adalah asesmen, kurikulum, metode dan teknik pengajaran, penggunaan teknologi dalam kelas bahasa, dan isu-isu lain yang muncul dalam berbagai kelas keterampilan bahasa.
Teflin merupakan Asosiasi Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia (The Association of Teaching of English as a Foreign Language in Indonesia), yang berdiri sejak 1970.
Farida menuturkan sejumlah akademisi dan profesional terkemuka di bidang pengajaran bahasa turut hadir sebagai pembicara utama dalam seminar ini.
Diantaranya Grace Wiradisastra (UI), Prof. Jerry Gebhard (Indiana University of Pennsylvania, AS), Prof. John HAL de Jong (VU University, Amsterdam), Prof. Jayakaran Mukundandan (University Putra Malaysia), Willy A. Renandya (Nanyang Technological University, Singapura), Ikhsanudin (Universitas Tanjung Pura).
Selain itu ada Steven Gershon (JF Oberlin University, Tokyo), Sadie Maddocks (South East Asia Product Manager, Oxford University Press), dan Prof. Paulina Pannen (Universitas Siswa Bangsa Internasional).
Kegiatan ini juga merupakan konferensi Teflin terbesar dalam satu dekade, karena menghadirkan 25 sesi lokakarya dan 316 pembicara sesi presentasi paralel yang mayoritas adalah dosen dan pengajar bahasa Inggris di Indonesia, maupun negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, Korea, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
“Diharapkan melalui sesi diskusi, presentasi, dan terbinanya jaringan di antara peserta, konferensi ini dapat berkontribusi meningkatkan kualitas para pengajar dan pembelajaran bahasa Inggris, khususnya di Indonesia,” kata Farida, Selasa (27/8/2013).
Selain itu, lanjutnya, konferensi ini juga diharapkan dapat membantu para pengajar, institusi pendidikan, serta para pemangku kepentingan untuk mengenali isu dan hasil riset terkini, dalam pengajaran bahasa Inggris di Indonesia dan dunia. Juga mendorong institusi pendidikan dan pemerintah untuk berinvestasi pada quality assurance dalam pengajaran bahasa Inggris.