Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa serangan miliyer AS beberapa waktu lalu berhasil menghancurkan fasilitas pengembangan nuklir Iran.
Melalui cuitannya di platform X, Trump mengkritik media AS tentang pemberitaan terkait dengan serangan militer AS terhadap fasilitas pengembangan nuklir Iran.
Padahal, klaim Trump, serangan yang diluncurkan oleh Angkatan Udara dan Laut AS bernama 'Midnight Hammer' itu merupakan serangan militer paling berhasil dalam sejarah.
"Fasilitas-fasilitas nuklir Iran telah secara keseluruhan hancur," ujarnya dalam huruf kapital pada cuitan tersebut dari akun @realDonaldTrump, Rabu (25/6/2025).
Seperti diberitakan sebelumnya, klaim Trump bahwa seluruh fasilitas nuklir Iran yakni Fordow, Natanz dan Isfahan telah hancur oleh serangan militer pada akhir pekan lalu.
Meski demikian, klaim Trump itu justru dibantah oleh penilaian intelijen AS yang menemukan bahwa serangan udara yang diluncurkan 22 Juni lalu tidak menghancurkan kapabilitas fasilitas tersebut. Serangan itu ternyata hanya memperlambat kinerja fasilitas itu beberapa bulan saja.
Baca Juga
Tiga sumber dari internal salah satu lembaga intelijen AS menginformasikan kepada Reuters, bahwa serangan militer AS akhir pekan lalu tidak menghancurkan fasilitas nuklir Iran.
Satu sumber mengungkap, cadangan uranium Iran yang berada di dalam tanah tidak hancur. Sementara itu, program pengembangan nuklir negara tersebut yang berada di bawah tanah juga hanya tertunda dari segi kinerjanya sekitar satu hingga dua bulan lamanya.
Adapun Iran kukuh menyatakan bahwa program nuklirnya adalah untuk produksi energi bagi masyarakat. Namun, negara-negara barat seperti G7 termasuk AS sudah lama mewanti-wanti agar Iran tak mengembangkan senjata nuklir.
Menanggapi laporan intelijen tersebut, Gedung Putih telah menyatakan bahwa laporan dimaksud 'seutuhnya keliru'.
Laporan yang diluncurkan oleh Badan Intelijen Pertahanan AS itu mengungkap bahwa serangan udara AS hanya berhasil menutup dua pintu masuk ke fasilitas itu, namun tidak meruntuhkan bagian dalamnya.
Pada perkembangan lain, Trump sebelumnya juga telah mengumumkan Iran dan Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Kedua negara yang saling serang menggunakan rudal itu telah setuju, kendati di detik-detik menjelang gencatan senjata, Iran dan Israel masih saling berbalas serangan.
Pada pukul 03.00 waktu atau 4 jam sebelum gencatan senjata berakhir, Israel secara simultan terus membombardir wilayah Iran. Sebaliknya, Iran juga terus mengirimkan rudal ke objek strategis milik Israel.
Dalam catatan Bisnis, gencatan senjata telah efektif sejak pukul 07.00 waktu setempat. Trump menyatakan bahwa kesepakatan ini adalah hasil keberanian dan kecerdasan dua negara. Adapun, kesepakatan ini diklaim difasilitasi Trump dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Rencananya, gencatan senjata dilakukan bertahap, setelah masing-masing menyelesaikan operasi militer yang masih berlangsung.
“Dengan asumsi semuanya berjalan sesuai rencana—dan memang akan berjalan—saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua negara, Israel dan Iran, atas ketahanan, keberanian, dan kecerdasan mereka untuk mengakhiri apa yang seharusnya disebut sebagai ‘PERANG 12 HARI’,” tulis Trump di situs Truth Social miliknya.