Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump menjalani pertemuan singkat dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Vatikan.
Keduanya berbincang singkat saat sama-sama melayat Paus Fransiskus yang dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025).
Setelah bertemu Zelensky, Trump kemudian mempertanyakan keputusan pemimpin Rusia Vladimir Putin yang diklaim tak menginginkan kesepakatan damai.
Foto-foto yang dirilis oleh kantor kepresidenan Ukraina menunjukkan kedua pemimpin berdiskusi secara dekat tanpa ajudan di lingkungan Basilika Santo Petrus yang penuh hiasan.
Zelensky berterima kasih kepada Trump atas "pertemuan yang baik" tersebut dalam sebuah unggahan di media sosial.
"Kami berdiskusi banyak hal secara pribadi. Berharap ada hasil dari semua yang kami bahas," tulis Zelensky dikutip dari CNN, Senin (28/4).
Baca Juga
Ia pun mengatakan bahwa AS telah membantu melindungi kehidupan rakyat di Ukraina. Kemudian ia menyinggung mengenai gencatan senjata penuh dan tanpa syarat.
:Perdamaian yang dapat diandalkan dan langgeng yang akan mencegah pecahnya perang lagi. Pertemuan yang sangat simbolis yang berpotensi menjadi bersejarah, jika kita mencapai hasil bersama,"
Seorang juru bicara Gedung Putih yang mendampingi Trump mengatakan bahwa kedua pemimpin itu "bertemu secara pribadi hari ini dan berdiskusi dengan sangat produktif."
Pejabat dari kubu Zelensky dan Trump mengatakan pertemuan itu berlangsung sekitar 15 menit, dan para pemimpin sepakat untuk melanjutkan pembicaraan.
Dalam unggahan Truth Social yang dikirim saat ia kembali dari Roma setelah pertemuan itu, Trump mengangkat prospek penerapan sanksi baru terhadap Rusia setelah serangannya terhadap Kyiv minggu lalu, mempertanyakan apakah Putin tertarik pada perdamaian.
"Tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota, dan desa-desa selama beberapa hari terakhir," tulis Trump.
Trump kemudian menyindir Putin sebagai orang yang tidak mau perdamaian terjadi.
"Itu membuat saya berpikir bahwa mungkin dia tidak ingin menghentikan perang, dia hanya memanfaatkan saya, dan harus ditangani dengan cara yang berbeda, melalui 'Perbankan' atau 'Sanksi Sekunder?' Terlalu banyak orang yang meninggal!!!"