Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden ke-13 RI Ma’ruf Amin menilai kunjungan sejumlah menteri pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto ke rumah presiden ke-7 RI Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu terakhir, sebagai bagian dari silaturahmi.
"Saya kira Itu bagian dari yang harus diartikan sebagai silaturahmi dengan mantan presiden, mantan wakil presiden, dan dengan yang lain-lain," ujar Ma’ruf usai menghadiri acara halalbihalal di rumah dinas Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Jakarta, Minggu malam (204/2025) dilansir Antara.
Oleh sebab itu, dia juga menganggap kunjungan para menteri yang tergabung dalam Kabinet Merah Putih tidak mengancam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
"Ya, kalau hatinya bersih semua, tidak ada ancaman. Hatinya dibersihkan dahulu," katanya.
Sementara itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyinggung isu matahari kembar usai menghadiri acara halalbihalal Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
"Ini bukan matahari, ini bulan," ujar Dasco sembari menepuk punggung Cak Imin di hadapan media usai menghadiri acara halalbihalal di Jakarta, Minggu.
Baca Juga
Selanjutnya Dasco berjalan menuju gerbang keluar sembari diminta klarifikasi terkait dengan pernyataan tersebut oleh sejumlah wartawan.
"Halalbihalal loh ini. Jangan ngomong politik," ujarnya.
Wartawan lantas masih mengajukan maksud pernyataan Dasco tersebut.
"Ya, kalau matahari, 'kan siang. Ini malam," kata Dasco berkelakar.
Sebelumnya, isu matahari kembar muncul usai sejumlah menteri yang menjabat di Kabinet Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke Solo untuk menemui mantan Presiden Joko Widodo pada momen Lebaran 2025.
Beberapa menteri yang hadir, di antaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, serta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji.
Selain itu, ada juga Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koperasi Budi Arie, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.