Bisnis.com, JAKARTA - Wilayah Gaza siap dilakukan rekonstruksi pascaperang yang didukung oleh masyarakat Palestina dan negara-negara Arab.
Rencana rekonstruksi ini juga didukung oleh China, yang dikabarkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian pada Rabu (5/3/2025) dikutip dari Xinhua News.
Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) darurat yang digelar di Kairo, Mesir, pada Selasa (4/3), para pemimpin Arab menyetujui rencana rekonstruksi Mesir untuk Gaza, yang diperkirakan akan menelan biaya sekitar 53 miliar dolar AS (sekitar Rp862 triliun) dan bertujuan untuk menghindari pengusiran warga Palestina dari wilayah kantong itu.
KTT tersebut juga menyepakati pembentukan komite teknokratik nonfaksi untuk mengelola Gaza selama minimal enam bulan di bawah naungan Otoritas Palestina.
China kemudian mendukung upaya Mesir dan negara-negara Arab untuk mendorong implementasi yang berkelanjutan dan efektif dari perjanjian gencatan senjata di Gaza, memfasilitasi bantuan kemanusiaan, serta mengembalikan keamanan dan stabilitas di wilayah itu, ujar Lin dalam sebuah konferensi pers rutin.
Tujuan rekonstruksi ini memegang prinsip "rakyat Palestina yang memerintah Palestina" yang juga sebagai bentuk kritik terhadap rencana Presiden Donald Trump.
Baca Juga
Jubir China pun menyoroti solusi dua negara yang diharapkan dapat hidup berdampingan secara damai dengan stabilitas jangka panjang di Timur Tengah.
Sejalan dengan itu, melansir China Daily, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa Mesir akan mulai mempromosikan rencana rekonstruksi tersebut secara internasional.
Ia merinci bahwa rencana tersebut mencakup pembangunan pelabuhan laut dan bandara di Jalur Gaza serta daur ulang puing-puing yang ditinggalkan oleh kehancuran di Gaza.
Menurut pernyataan akhir pertemuan puncak tersebut, para pemimpin Arab mengeluarkan peringatan bahwa setiap upaya untuk menggusur rakyat Palestina atau mencaplok bagian mana pun dari wilayah Palestina yang diduduki akan membawa wilayah tersebut ke fase konflik baru, merusak peluang untuk stabilitas, dan memperluas konflik ke negara-negara lain di wilayah tersebut.
Para pemimpin Arab berjanji untuk memberikan semua jenis dukungan finansial, material, dan politik untuk pelaksanaan rencana rekonstruksi.
Pihaknya juga mendesak masyarakat internasional dan lembaga pembiayaan untuk segera memberikan dukungan yang diperlukan untuk rencana tersebut.