Bisnis.com, JAKARTA – Saham Korea Selatan kembali mengalami gairah atau kenaikan sejak Jumat (13/12/2024) usai keputusan pemakzulan dari Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol.
Dikutip melalui Reuters, peningkatan tersebut bergerak seiring dengan harapan bahwa ketidakpastian politik akan mereda setelah pemungutan suara pemakzulan di parlemen.
Pemimpin Partai Demokrat Lee mengatakan masalah yang paling mendesak adalah kemerosotan konsumsi yang disebabkan oleh permintaan domestik yang tidak mencukupi dan pengurangan peran fiskal pemerintah.
Oleh sebab itu, dia menyerukan Dewan Stabilitas Nasional untuk Pemerintahan yang terdiri dari pemerintah dan parlemen untuk membahas keuangan, ekonomi, dan mata pencaharian publik.
"Untuk mengatasi hal ini, saya yakin perlu segera membahas anggaran tambahan," kata Lee, Minggu (15/12/2024).
Kendati demikian, Lee menambahkan bahwa sejauh ini anggaran tambahan dapat mencakup pendanaan untuk mendukung usaha kecil dan investasi terkait kecerdasan buatan dan infrastruktur untuk mencoba mengatasi kekurangan energi.
Baca Juga
Parlemen, yang dikendalikan oleh partai Lee, mengesahkan RUU anggaran 2025 senilai 673,3 triliun won (US$470,6 miliar) yang memangkas usulan pemerintah sebesar 677,4 triliun won, tanpa mencapai kesepakatan dengan Partai Kekuatan Rakyat Yoon dan pemerintah.
Menurut undang-undang, parlemen tidak dapat menambah anggaran pemerintah, dan pada saat itu Partai Demokrat mengatakan anggaran tambahan mungkin diperlukan untuk mengatasi pengeluaran untuk mata pencaharian masyarakat.
Partai tersebut mengatakan pemotongannya sebagian besar untuk dana cadangan bagi pemerintah, biaya bunga dan dana yang dialokasikan untuk kantor kepresidenan, jaksa penuntut dan auditor untuk operasi rahasia. Pemerintah menuduh parlemen menunda proyek untuk usaha kecil dengan pemotongan tersebut.
Sekadar informasi, kebuntuan atas masalah anggaran menjadi salah satu alasan atau pembenaran yang digunakan oleh Yoon untuk memberlakukan darurat militer.