Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reaksi Berbeda Negara Arab soal Tewasnya Pemimpin Hizbullah Nasrallah

Negara-negara seperti Arab Saudi, UEA, hingga Mesir menyayangkan serangan israel ke Lebanon, tanpa menyebut tewasnya pemimpin Hizbullah, Sayyed Nasrallah.
Seorang sukarelawan Irak memegang foto pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah, yang telah terbunuh, saat mendaftarkan namanya untuk mendukung Hizbullah, mengikuti seruan dari Gerakan Jihad dan Konstruksi, sebuah partai politik Syiah Irak, di Basra, Irak, pada 27 September 2024. REUTERS/Essam al-Sudani
Seorang sukarelawan Irak memegang foto pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah, yang telah terbunuh, saat mendaftarkan namanya untuk mendukung Hizbullah, mengikuti seruan dari Gerakan Jihad dan Konstruksi, sebuah partai politik Syiah Irak, di Basra, Irak, pada 27 September 2024. REUTERS/Essam al-Sudani

Bisnis.com, JAKARTA – Pembunuhan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah oleh Israel ditanggapi secara berbeda oleh negara-negara Arab, meskipun tetap mengecam serangan yang menargetkan Lebanon.

Nasrallah merupakan pemimpin kelompok bersenjata dari golongan Muslim Syiah. Selain bermusuhan dengan Israel dan Barat, kelompok Hizbullah juga berseberangan dengan negara lain yang berhaluan Muslim Sunni di Timur Tengah.

Negara-negara Teluk dan Liga Arab menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris pada tahun 2016, meskipun Liga Arab mencabut penetapan tersebut pada awal tahun ini.

Melansir Reuters, Senin (30/9/2024), Arab Saudi dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa mereka mengikuti perkembangan di Lebanon dengan keprihatinan besar. Saudi juga mendesak kedaulatan dan keamanan di Lebanon. Namun, Arab Saudi sama sekali tidak menyinggung kematian Nasrallah.

Negara-negara mayoritas Muslim Sunni lain seperti, Qatar, Uni Emirat Arab dan Bahrain juga tidak bersuara atas pembunuhan Nasrallah. UEA dan Bahrain menormalkan hubungan dengan Israel pada tahun 2020, dan Bahrain memadamkan pemberontakan pro-demokrasi yang cukup besar oleh komunitas Syiah pada tahun 2011.

Namun, media pro-Iran di Bahrain, LuaLua TV, menyiarkan video yang menunjukkan pawai berukuran sedang yang diklaim sebagai bentuk duka cita untuk Nasrallah. TV tersebut mengatakan bahwa rezim Bahrain menyerang para demonstran dan menahan beberapa di antaranya.

Situs oposisi Bahrain, Bahrain Mirror, melaporkan bahwa kerajaan menahan seorang ulama Syiah karena menyampaikan belasungkawa terhadap Nasrallah.

Menurut sebuah pernyataan dari kantor kepresidenan Mesir, Presiden Abdel Fattah  El Sisi telah berbicara dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati melalui telepon dan mengatakan bahwa Kairo menolak setiap pelanggaran terhadap kedaulatan Lebanon, tanpa menyebut nama Nasrallah.

Mesir telah bersikap kritis terhadap Iran dan proksi-proksinya, meskipun Mesir tetap menjalin kontak informal dengan Iran. Nenteri luar negeri Mesir telah mengadakan pertemuan resmi dengan para pejabat Iran selama setahun terakhir.

”Mesir mengelola isu-isu dengan cara yang dapat melindungi negara dan kawasan ini sebaik mungkin, tanpa terseret ke dalam isu-isu yang dapat berdampak pada stabilitas dan keamanannya,” ungkap  El Sisi dalam pidatonya tanpa menyebut Nasrallah, seperti dikutip Reuters, Senin (30/9).

Negara-negara lain seperti Suriah dan Irak telah mengumumkan masa berkabung selama tiga hari.

Nama Hassan Nasrallah telah menjadi trending online di banyak negara Arab sejak hari Sabtu, dengan banyak yang berduka atas kepergiannya.

Mufti besar Oman Sheikh Ahmed Bin Hamad al-Khalili mengatakan dalam sebuah posting di X bahwa negaranya berduka atas meninggalnya Hizbullah.

”Oman berduka atas meninggalnya sekretaris jenderal Hizbullah setelah dia menjadi duri di tenggorokan proyek Zionis selama lebih dari tiga dekade,” ungkpanya.

Namun, pengguna X lain mengkritik Nasrallah, terutama karena intervensi Hizbullah dalam perang sipil Suriah. Bersama dengan dukungan dari Iran dan Rusia, intervensi tersebut pada akhirnya membantu Presiden Bashar al-Assad untuk mendapatkan kembali kendali atas sebagian besar wilayah Suriah dari para pemberontak anti pemerintah.

“Korban Nasrallah di Suriah mencapai ratusan ribu orang, apakah dia layak mendapatkan belas kasihan dari umat Islam?” kata wartawan yang berbasis di Irak, Omar AlJmmal, di X.

Wartawan yang berbasis di UEA, Saif alDareei, memposting video di X yang menggambarkan “kegembiraan” penduduk di provinsi Idlib, Suriah, setelah berita pembunuhan Nasrallah.

“Hizbullah melakukan apa yang tidak dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap saudara-saudara kita di Suriah,” katanya.

Sementara itu, pihak lain mencoba menyeimbangkan kritik terhadap Nasrallah dan Israel, yang operasi militernya di Gaza dan eskalasi baru-baru ini di Lebanon telah memicu kemarahan yang meluas.

“Kegembiraan dan kesombongan saat ini adalah meraih kemenangan bagi musuh, memecah belah bangsa (Arab) dan mengkhianati rakyat Lebanon dan Gaza,” ujar pembawa acara TV Mesir, Lamis Elhadidi, di X.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper