Bisnis.com, JAKARTA - Militer Israel menyerang lebih banyak target di Lebanon demi menekan Hizbullah dengan serangan-serangan baru setelah berhasil membunuh pemimpin kelompok yang didukung oleh Iran, Sayyed Hassan Nasrallah.
Dilansir dari Reuters pada Minggu (29/9/2024), serangan-serangan Israel telah memberikan pukulan beruntun kepada Hizbullah setelah hampir satu tahun serangan lintas batas. Bom Israel juga menewaskan sebagian besar pimpinannya dan membuka celah keamanan di Lebanon.
Setelah kematian Nasrallah, yang terbunuh dalam serangan udara besar-besaran di Beirut pada Jumat (27/9), Hizbullah meluncurkan serangan roket baru ke Israel. Di sisi lain, Iran mengatakan akan membalas Israel atas kematian Nasrallah.
Pengeboman Israel yang semakin intensif telah meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik dapat menjadi tidak terkendali, yang berpotensi menarik Iran dan juga Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel.
Nasrallah tidak hanya menjadikan Hizbullah sebagai kekuatan domestik yang kuat di Lebanon selama 32 tahun kepemimpinannya, tetapi juga membantu mengubahnya menjadi ujung tombak jaringan kelompok-kelompok sekutu Iran di dunia Arab.
Hizbullah belum mengatakan kapan pemakaman Nasrallah akan diadakan. Namun, para pendukung kelompok tersebut dan warga Lebanon lainnya yang memuji perannya dalam memerangi Israel, yang menduduki Lebanon selatan selama bertahun-tahun, melayatnya pada hari Minggu (29/9/2024).
Baca Juga
“Kami kehilangan pemimpin yang memberi kami semua kekuatan dan keyakinan bahwa kami, negara kecil yang kami cintai ini, dapat mengubahnya menjadi surga,” kata seorang wanita Kristen Lebanon, Sophia Blanche Rouillard, sambil membawa bendera hitam ke tempat kerjanya di Beirut.
Pertempuran antara Hizbullah dan Israel, babak terbaru peperangan mereka dalam empat dekade konflik yang tak kunjung usai, telah dilancarkan secara paralel dengan perang Israel di Gaza melawan Hamas sejak serangan kelompok Palestina yang didukung Iran itu ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Tujuan Israel adalah untuk membuat wilayah utara aman dari tembakan roket Hizbullah dan mengizinkan ribuan penduduk yang mengungsi untuk kembali, tetapi serangannya juga berdampak buruk pada warga sipil di Lebanon.