Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekam Jejak Ari Fahrial Syam, Dokter Teladan Kandidat Rektor UI

Ari Fahrial Syam menjadi salah satu kandidat Rektor UI untuk periode 2024-2029, bersaing dengan 13 kandidat lainnya.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam/Bisnis-FKUI
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam/Bisnis-FKUI

Bisnis.com, JAKARTA – Universitas Indonesia (UI) tengah melakukan seleksi pemilihan calon rektor periode 2024-2029. Salah satu nama yang masuk dalam bursa tersebut adalah Ari Fahrial Syam, Dekan Fakultas Kedokteran UI.

Pada 22 Agustus 2024, Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR) menetapkan 13 kandidat rektor UI. Dari 13 nama tersebut, sebanyak 5 nama menjabat sebagai dekan. 

Mulai dari Dekan Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Keperawatan, Fakultas Teknik, Fakultas Vokasi, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selain 5 orang dekan, terdapat 4 nama dari internal UI. Adapun 4 kandidat lainnya berasal dari luar UI.

Ari Fahrial Syam, yang saat ini menjadi Dekan FKUI, menjadi salah satu kandidat rektor pada proses seleksi tersebut. Nama Prof Ari, begitu biasa disebut, tidak asing lagi di prosesi kedokteran.

Sejak menjadi dekan pada 2017 hingga saat ini, dia dipercaya sebagai Ketua Dekan-Dekan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia. Pada organisasi profesi, dia pun menjabat sebagai Ketua Umum PB Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia 2023-2026.

Dokter jebolan FKUI pada 1990 itu memulai karir dari bawah. Selepas lulus, Ari mengikuti program dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) gelompang I untuk daerah terpencil di Jambi. Dia pun dipercaya menjadi Kepala Puskesmas Tanjung, Kecamatan Kumpeh, Batanghari, Jambi pada 1992-1995.

“Seorang dokter itu profesi pengabdian, harus ditanamkan sejak belajar,” ujarnya pada suatu waktu kepada Bisnis.

Di daerah terpencil itu semangatnya justru tak padam. Apalagi melihat kondisi sosial masyarakat yang yang sepanjang 6 bulan mengalami banjir akibat pasang surut sungai. Dari pengabdiannya itu dia diganjar penghargaan sebagai Dokter Teladan I Kabupaten Batang Hari, Jambi (1993-1994) sekaligus Dokter Puskesmas Berprestasi PB IDI 1994.

Selepas melakukan pengabdian sebagai dokter PTT, dia menempuh pendidikan spesialis. Pada 2000, dia menyelesaikan pendidikan spesialis Ilmu Penyakit Dalam. Tak berselang lama, dia menyabet gelar Master of Molecular Biology di University of Queensland, Australia, pada 2001.

Pada 2011, Ari menyelesaikan program doktor Ilmu Biomedik di FKUI, Jakarta. Pada 2018, dia resmi diangkat menjadi Guru Besar FKUI dan menyandang gelar profesor.

Profesor yang Haus Penelitian

Tidak hanya mengabdi dan menempuh jenjang pendidikan, Prof Ari pun aktif mengikuti kursus dan pelatihan di dalam maupun di luar negeri. Dia pun aktif di organisasi sampai menjadi pengurus teras organisasi profesi, baik dilingkungan dokter spesialis dan IDI.

Selain itu, dia memiliki pengalaman menjabat di level nasional hingga multinasional, seperti President of ASEAN Medical School Network (2018-2020) dan Regional Ambassador of Association of Academic Health Centre International Sout East Asia (2018 – 2023).

Berbagai jabatan struktural dan fungsional yang pernah dijabat, dari mulai menjabat sebagai Ketua PAPDI Jaya (2012 – 2017), Wakil ketua I PB PAPDI (2012-2017), Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (2016 – 2023) dan Anggota Dewan Pertimbangan PB IDI 2018 hingga saat ini.

Di samping itu, dia menjadi Wakil Ketua 1 Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) 2019 – saat ini. Dia juga menjadi Ketua PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia dan saat ini aktif sebagai Ketua PB Perhimpunan Gastrointestinal Indonesia.

Tidak hanya itu saja, Prof Ari pun aktif di bidang penelitian serta menghasilkan beberapa karya ilmiah yang telah dipublikasikan pada kongres nasional dan internasional serta di majalah nasional dan internasional.

Saat ini, dia tercatat mempublikasikan 129 artikel internasional di Scopus sebagai Author/Co Author dengan sitasi di Google Scholar sebanyak 4.324 artikel.

Dari penilitan tersebut sejumlah penghargaan diperolehnya, seperti peneliti terbaik bidang gastroenterologi pada Konferensi Kerja Nasional PGI-PEGI-PPHI Balikpapan 2006 dan Travel Award pada Seoul Internasional Digestive Disease Weeks 2007.

Selain itu, pemenang penghargaan artikel pada jurnal Internasional DRPM UI 2006 dan 2008, juara II lomba Pagelaran Penelitian untuk Kategori Staf bidang Klinik, Lomba Penelitian dan Poster penelitian FKUI 2011.

Pada 2015, dia diganjar sebagai peneliti terbaik menurut Webometrics dengan Ranking of Scientist in Indonesia Institutions dan Ranking of Scientist in Indonesia Institutions according to their Google Scholar Citations Public Profiles 2017 (Ranking 405).

Pencapaian terbaiknya membawa FKUI menembus rangking 201-250 dunia dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh The Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) berdasarkan subyek medicine pada 2022.

Atas peringkat itu, FKUI menjadi fakultas kedokteran nomor 1 di Indonesia dan terbaik kelima di Asean.

FKUI pun menyabet penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas penambahan jumlah guru besar terbanyak, yakni 21 guru besar pada 2019 menjadi 38 guru besar pada 2023, sehingga total dalam 6 tahun  menghasilkan 95 guru besar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hendri T. Asworo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper