Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Timur Tengah Makin Panas! Israel-Hizbullah Saling Serang

Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan drone ke Israel pada Minggu (25/8/2024).
Asap memenuhi udara akibat kebakaran hebat yang dipicu oleh roket yang diluncurkan dari Lebanon oleh kelompok militan Hizbullah membakar lokasi yang disebut sebagai Kiryat Shmona, Israel, dekat perbatasan dengan Lebanon, Senin (3/6/2024)/Reuters
Asap memenuhi udara akibat kebakaran hebat yang dipicu oleh roket yang diluncurkan dari Lebanon oleh kelompok militan Hizbullah membakar lokasi yang disebut sebagai Kiryat Shmona, Israel, dekat perbatasan dengan Lebanon, Senin (3/6/2024)/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan drone ke Israel pada Minggu (25/8/2024) dini hari. Sementara itu, militer Israel merespons dengan menyebut telah menyerang Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang lebih besar.

Mengutip Reuters pada Senin (26/8/2024), bentrokan tersebut menjadi salah satu yang terbesar lebih dari 10 bulan konflik di perbatasan.

Roket-roket terlihat meluncur di langit fajar, meninggalkan jejak asap gelap. Sedangkan sirene serangan udara berbunyi di Israel dan ledakan di kejauhan menerangi cakrawala. Asap juga terlihat mengepul di atas rumah-rumah di Khiam, wilayah selatan Lebanon.

Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF) mengatakan sirine berbunyi di Rishon Letsiyon, Israel tengah pada Minggu malam. IDF menambahkan, satu proyektil telah diidentifikasi melintasi dari Jalur Gaza selatan dan jatuh di area terbuka. 

Sementara itu, pihak militer Hamas mengatakan mereka telah menembakkan roket M90 ke Tel Aviv.

Setiap dampak besar dalam pertempuran ini, yang dimulai bersamaan dengan perang di Gaza, berisiko berubah menjadi konflik regional yang melibatkan pendukung Hizbullah, Iran, dan sekutu utama Israel, Amerika Serikat.

Dengan tiga kematian yang dikonfirmasi di Lebanon dan satu di Israel, kedua belah pihak mengindikasikan bahwa mereka senang untuk menghindari eskalasi lebih lanjut untuk saat ini, namun memperingatkan bahwa mungkin akan ada lebih banyak serangan di masa depan.

Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, mengatakan serangan kelompok yang didukung Iran, yang merupakan pembalasan atas pembunuhan komandan senior Fuad Shukr bulan lalu, telah selesai sesuai rencana.

Namun, kelompok tersebut akan menilai dampak serangannya dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan serangan susulan jika hasilnya dinilai tidak cukup.

Menteri Luar Negeri Israel mengatakan negaranya tidak menginginkan perang skala penuh. Di sisi lain, Perdana Menteri Isreal, Benjamin Netanyahu, memperingatkan ini bukanlah akhir dari cerita antara kedua pihak

Sebelumnya, Netanyahu mengatakan Israel bertekad untuk melakukan segala upaya untuk membela negara. Siapa pun yang merugikan Israel dipastikan akan dibalas.

Kedua belah pihak telah saling bertukar pesan yang tidak ingin ditingkatkan lebih lanjut, dengan inti utama adalah bahwa pertukaran tersebut telah selesai, kata dua diplomat kepada Reuters.

Adapun, ekspektasi terkait eskalasi konflik telah meningkat sejak serangan rudal di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel bulan lalu menewaskan 12 pemuda. Merespons aksi tersebut, militer Israel membunuh Shukr di Beirut.

Hizbullah telah menunda pembalasannya untuk memberikan waktu bagi perundingan gencatan senjata, dan telah mengkalibrasi serangannya untuk menghindari memicu perang skala penuh, kata seorang pejabat Hezbollah.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memerintahkan kehadiran dua kelompok kapal induk di Timur Tengah, untuk memperkuat kehadiran militer AS. Sebelumnya, Jenderal C.Q. Brown tiba di Israel untuk berbicara dengan para pemimpin militer.

Nasrallah mengatakan, serangan udara Israel dimulai sebelum Hizbullah memulai serangannya. Sementara itu, Netanyahu mengatakan serangan pencegahan ini telah menggagalkan serangan Hizbullah yang jauh lebih besar, tetapi Nasrallah mengatakan serangan tersebut hanya berdampak kecil.

Serangan roket dan drone Hizbullah difokuskan pada pangkalan intelijen di dekat Tel Aviv, kata Nasrallah. Netanyahu mengatakan semua drone yang menargetkan lokasi strategis di Israel tengah telah dicegat.

Sebuah sumber keamanan di Lebanon mengatakan, setidaknya 40 serangan Israel telah menghantam berbagai kota di selatan negara itu dalam salah satu pemboman terpadat sejak permusuhan dimulai pada bulan Oktober.

Hizbullah mengatakan, serangan itu menewaskan dua pejuangnya di al-Tiri. Kelompok Muslim Syiah yang bersekutu dengan Hizbullah, Amal, mengatakan serangan terhadap Khiam menewaskan salah satu pejuangnya.

Militer Israel mengatakan seorang tentara angkatan laut tewas dan dua lainnya terluka.

Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, bertemu dengan para menteri kabinet pada sesi komite darurat nasional.

Penerbangan menuju dan dari bandara Ben Gurion di Tel Aviv ditangguhkan selama sekitar 90 menit. Beberapa penerbangan ke dan dari Beirut juga dihentikan, sehingga menyebabkan penumpang terlantar.

Sementara itu, Gedung Putih AS mengatakan Presiden Joe Biden sedang memantau kejadian tersebut. 

“Kami akan terus mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, dan kami akan terus berupaya untuk stabilitas regional,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Sean Savett.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan dirinya sangat prihatin dengan eskalasi antara Israel dan Hezbollah dan meminta kedua belah pihak untuk segera kembali menghentikan permusuhan, kata juru bicaranya.

Mesir dan Yordania juga memperingatkan agar tidak melakukan eskalasi.

Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan Israel pada hari Minggu, namun memberikan sejumlah informasi intelijen tentang serangan Hizbullah yang akan datang, kata seorang pejabat AS.

Sementara itu di Gaza, serangan Israel terus berlanjut, dengan serangan udara menewaskan sedikitnya lima warga Palestina di Kota Gaza pada Senin pagi, menurut kantor berita resmi Palestina Wafa.

Hingga saat ini, tidak ada kesepakatan dalam perundingan gencatan senjata Gaza yang berlangsung di Kairo. Baik Hamas maupun Israel tidak menyetujui beberapa kompromi yang disampaikan oleh para mediator.

Meski demikian, seorang pejabat senior AS menggambarkan perundingan tersebut sebagai hal yang konstruktif dan mengatakan prosesnya akan terus berlanjut di masa mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper