Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menerima proposal AS yang menjembatani gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina. Blinken pun juga mendesak Hamas untuk melakukan hal yang sama.
Mengutip Reuters pada Selasa (20/8/2024), Blinken berbicara kepada wartawan setelah seharian melakukan pertemuan dengan para pejabat Israel, termasuk pertemuan 2,5 jam dengan Netanyahu. Blinken sebelumnya mengatakan dorongan ini mungkin merupakan kesempatan terbaik dan mungkin terakhir untuk mencapai kesepakatan.
“Dalam pertemuan yang sangat konstruktif dengan Perdana Menteri Netanyahu hari ini, dia mengonfirmasi kepada saya bahwa Israel menerima proposal tersebut,” kata Blinken dikutip dari Reuters.
Pembicaraan di Qatar yang mengupayakan gencatan senjata dan perjanjian pengembalian sandera pekan lalu terhenti tanpa adanya terobosan, namun diperkirakan akan dilanjutkan minggu ini berdasarkan proposal AS untuk menjembatani kesenjangan antara Israel dan Hamas.
Kunjungan Blinken terjadi ketika Presiden AS Joe Biden menghadapi tekanan yang meningkat pada tahun pemilu atas sikapnya terhadap konflik tersebut. Partai Demokrat yang dipimpinnya akan memulai konvensi nasionalnya pada hari Senin di tengah protes pro-Palestina dan kekhawatiran terhadap suara Muslim dan Arab-Amerika.
Namun, kelompok Islam Palestina mengumumkan dimulainya kembali aksi bom bunuh diri di Israel setelah bertahun-tahun, dan mengaku bertanggung jawab atas ledakan di Tel Aviv pada Minggu malam.
Baca Juga
Sementara itu, petugas medis mengatakan serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina di Jalur Gaza pada Senin kemarin. Kini hanya ada sedikit tanda-tanda perdamaian di lapangan dan kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas.
“Kini menjadi kewajiban Hamas untuk melakukan hal yang sama, dan kemudian para pihak, dengan bantuan mediator – Amerika Serikat, Mesir dan Qatar – harus bersatu dan menyelesaikan proses untuk mencapai pemahaman yang jelas tentang bagaimana mereka akan menerapkan perjanjian tersebut. komitmen yang telah mereka buat berdasarkan perjanjian ini,” lanjut Blinken.
Meski AS menyatakan optimismenya dan pihak Israel menggambarkan pertemuan itu sebagai hal yang positif, baik Israel maupun Hamas telah memberi isyarat bahwa kesepakatan apa pun akan sulit dicapai.
Pembicaraan selama berbulan-bulan telah membahas masalah yang sama, dengan Israel mengatakan perang hanya bisa berakhir dengan kehancuran Hamas sebagai kekuatan militer dan politik.
Sementara itu, Hamas mengatakan mereka hanya akan menerima gencatan senjata permanen, bukan sementara.
Terdapat perbedaan pendapat mengenai kelanjutan kehadiran militer Israel di Gaza, khususnya di sepanjang perbatasan dengan Mesir, pergerakan bebas warga Palestina di wilayah tersebut, serta identitas dan jumlah tahanan yang akan dibebaskan melalui pertukaran. Adapun, para pejabat Hamas menuduh AS memihak Israel.