Bisnis.com, JAKARTA - Staf Khusus Presiden, Juri Ardiantoro mengaku kesal dengan ragam isu keretakan hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih Prabowo Subianto yang saat ini dihembuskan-hembuskan banyak oknum.
Menurutnya, upaya adu domba dapat mengganggu jalannya keberlanjutan pemerintahan. Padahal, dia menilai gaya berpolitik seperti itu sudah usang dan tidak disukai oleh masyarakat.
“Jika ada mengadu domba dengan nyata-nyata mengatakan hubungan Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih saat ini retak adalah upaya menganggu agenda keberlanjutan pemerintahan,” ujarnya kepada wartawan, Senin (26/8/2024).
Juri menegaskan, adu domba mereka dengan merangkai-rangkai berbagai informasi, peristiwa dan kejadian yang terjadi belakangan ini, kemudian mengotak gatukan seolah-olah ada kaitannya dan kemudian menyimpulkan dengan nada yakin bahwa telah terjadi keretakan.
Juri menjelaskan bahwa fokus utama Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini adalah meletakan pondasi yang kuat untuk memuluskan transisi pemerintahan ke Prabowo Subianto selaku presiden terpilih pada 2024–2029 itu.
Menurutnya, orang nomor satu di Indonesia itu memberikan tempat dan kesempatan yang luas bagi Prabowo agar memulai menyusun agenda-agenda strategis untuk menjalankan visi dan misinya demi keberlanjutan pemerintahan nantinya. Sehingga menyimpulkan adanya keretakan hubungan keduanya adalah hal yang sulit diterima.
Baca Juga
“Dimana letak keretakannya? Itulah yang menjadi menjadi pertanyaan Pak Prabowo. Presiden Terpilih tegas menampik berbagai spekaulasi, rumor bahkan upaya-upaya politik yang bertujuan mengadu domba dengan Presiden Joko Widodo,” pungkas Juri.