Bisnis.com, JAKARTA – Paskibraka atau Pasukan Pengibar Bendera Pusaka identik dengan seragam gagahnya yang berwarna putih-putih. Dengan berbagai atribut yang dipasangkan, seragam tersebut dapat membuat orang yang melihatnya merasa terpukau.
Dilansir dari Indonesia.go.od, kisah terbentuknya Paskibraka tak dapat dilepaskan dari sosok bernama Husein Mutahar, seorang ajudan kepercayaan Presiden Soekarno. berawal dari peringatan detik-detik proklamasi ketika republik ini baru menginjak usia kemerdekaan di tahun kedua.
Kala itu, Kota Yogyakarta dijadikan lokasi kegiatan karena situasi Jakarta masih belum aman untuk digelarnya upacara 17 Agustus.
Halaman Gedung Agung, Yogyakarta menjadi tempat upacara pengibaran bendera pusaka hasil jahitan Fatmawati. Seperti diutarakan Kukuh Pamuji dalam Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta, Bung Karno saat itu memerintahkan Mutahar untuk menyusun rangkaian upacara pengibaran bendera.
Pria kelahiran Semarang, 5 Agustus 1916 itu menunjuk lima anak muda yang kebetulan ada di Yogyakarta, yakni tiga pemudi dan dua pemuda sebagai petugas pengerek bendera merah putih. Menurutnya, kelima anak muda itu merepresentasikan lima sila dalam Pancasila. Mutahar mendesain sendiri seragam upacara kelima anak muda tadi diinspirasi dari pakaian Presiden Soekarno yang kerap mengenakan jas bergaya militer.
Sebelum berseragam serba putih, ternyata seragam Paskibraka telah mengalami beberapa perubahan. Dilansir dari Universitas123, berikut sejarah seragam Paskibraka yang harus Anda ketahui:
Baca Juga
Seragam Paskibraka
Pada tahun 1967, kala pertama upacara kemerdekaan digelar, seragam petugas Paskibraka laki-laki yaitu jas dipadu celana panjang putih dengan kaus dalam corak merah putih sesuai warna bendera Indonesia.
Sedangkan petugas Paskibraka putri mengenakan atasan jas serta kaus dalam serupa seperti petugas laki-laki, kemudian memakai rok putih. Kelimanya dipakaikan peci, serupa dengan penampilan Soekarno yang selalu memakai songkok.
Paskibra sudah menggunakan warna putih-putih untuk pakaiannya. Warna putih tersebut melambangkan nilai kesucian tugas dalam mengibarkan dan menurunkan bendera pusaka merah putih.
Sebagai pelengkap, kacu berwarna merah juga digunakan pada bagian leher sebagai aksen. Sebelum tahun 1981, model seragam yang digunakan oleh Paskibraka memanglah sangat sederhana.
Paskibraka Putra akan menggunakan kemeja putih lengan panjang yang dimasukkan ke celana panjang berwarna putih. Selain itu, mereka juga akan menggunakan ikat pinggang berwarna putih. Sementara itu, Paskibraka Putri mengenakan kemeja lengan panjang yang tidak dimasukkan–sehingga akan terlihat seperti model jas.
Pada tahun 1981, seragam Paskibraka disamakan dengan TNI dari kelompok pengawal. Terdapat sedikit perubahan di mana seragam Paskibraka Putra tidak lagi dimasukkan ke dalam celana. Seragam tersebut akan dibiarkan di luar sehingga terlihat seperti model jas. Gesper yang digunakan pun berasal dari kain dan berukuran lebih lebar.
Sementara itu, seragam Paskibra Putri tidak berubah. Dengan tampilan baru pada Paskibraka Putra, penampilan mereka memberikan kesan yang lebih dewasa.
Atribut Paskibraka
Paskibraka memiliki atribut yang sangat beragam, antara lain:
- Peci dan pin Garuda Pancasila
- Lambang anggota
- Lencana pengukuhan merah putih Garuda
- Lambang daerah asal
- Lambang korps Paskibraka
- Nama dada
Lambang Anggota Paskibraka
Lambang anggota Paskibraka dapat dilihat dari atribut yang dikenakan pada bahu mereka. Atribut yang akrab disapa epolet ini menampilkan bentuk bunga teratai yang mulai mekar dan dikelilingi oleh gelang rantai.
Mata rantainya sendiri menunjukkan bentuk bulat dan belah ketupat yang berselang-seling–masing-masing berjumlah 16 buah. Mata rantai melambangkan arti persaudaraan antar sesama generasi muda, sementara jumlah 16 diartikan sebagai 16 penjuru angin tanah air.
Selain itu, lambang tersebut juga memiliki enam helai kelopak. Tiga helai kelopak bunga yang tumbuh ke atas memiliki arti belajar, bekerja, dan berbakti. Tiga helai kelopak ke arah mendatar memiliki arti aktif, disiplin, dan gembira.
Penggunaan celana panjang bagi Paskibraka Putri pada 2019
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2018, anggota Paskibraka putri tahun 2019 harus mengenakan celana panjang. Peraturan ini berkaca pada beberapa peraturan sebelumnya, seperti Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pakaian Dinas dan Peraturan Menteri Pertahanan RI Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Pakaian Seragam.
Kebijakan tersebut dibuat semata-mata agar adanya ketertiban dalam pelaksanaan dan penyesuaian terhadap aturan. Meskipun sempat menciptakan spekulasi tertentu, hal ini telah terbukti efektif digunakan oleh TNI dan Polri. Namun, rencana tersebut dibatalkan sehingga Paskibraka Putri tetap menggunakan rok saat bertugas. (Rafi Abid Wibisono)