Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilkada Jakarta Bisa Tanpa Anies-PDIP, RK Lawan Calon Independen?

Anies dan PDIP berpeluang tidak akan ikut dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024 menyusul tren keberadaan KIM Plus.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tiba di kompleks jelang Sidang Tahunan MPR dan Sidang bersama DPR dan DPD 2024 dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta, Jumat (16/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tiba di kompleks jelang Sidang Tahunan MPR dan Sidang bersama DPR dan DPD 2024 dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta, Jumat (16/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Konstelasi politik menjelang pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta semakin mengerucut ke pembentukan super koalisi pendukung Ridwan Kamil. Isu tentang pembentukan Koalisi Indonesia Maju alias KIM plus rupanya bukannya isapan jempol semata. 

Alhasil, jika KIM plus terbentuk, langkah Anies Baswedan dan PDI Perjuangan (PDIP) untuk ikut berkompetisi di pemilihan gubernur alias Pilgub DKI Jakarta bisa terhenti. Bagi PDIP, ini adalah pertama kalinya mereka absen sejak Pilkada Jakarta digelar secara langsung pada 2007 silam. 

Sementara bagi Anies, ia berpotensi kehilangan momentum politik jika tidak lagi memegang jabatan publik maupun jabatan publik pasca kalah dalam Pemilihan Presiden alias Pilpres Februari 2024 lalu. 

Adapun, sore kemarin sejumlah pimpinan partai politik mengunjungi  kediaman presiden terpilih, Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh adalah salah satunya. Patut dicatat bahwa Nasdem adalah partai yang sejak awal mendukung Anies sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.

Namun demikian, beberapa pekan sebelum pendaftaran calon kepala daerah dibuka, sikap Nasdem justru berubah. Surya Paloh bahkan mengaku telah bertemu dengan Anies Baswedan terkait perubahan sikap politik Nasdem pada Pilkada 2024.

"Saya sudah beritahu Pak Anies, Pak Anies anda sebagai adik, ini bukan momen anda untuk maju pada Pilkada Jakarta," tuturnya.

Menurut Paloh, Pilkada Serentak 2024 nanti bukanlah momentum Anies Baswedan untuk ikut bertarung, terutama di Pilkada Jakarta. Paloh mengklaim bahwa Anies Baswedan sudah memahami hal tersebut, sehingga dia memastikan Anies Baswedan juga tidak akan maju di Pilkada DKI Jakarta.

"Iya, jelas itu. Saya bilang ke dia, nanti kita cari momentum yang lebih tepat lagi ke depan. Ada pemahaman soal itu," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Plt Ketua Umum PPP Mardiono. Ia mengungkapkan koalisi yang dibangun oleh PPP-Partai Gerindra tidak hanya untuk pilkada serentak di tingkat provinsi, tetapi hingga kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

"Kami sudah memiliki komitmen dengan Partai Gerindra untuk menjalin kerja sama di pemilukada baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dan ini juga sudah jalan selama proses pilkada dilakukan," tuturnya di kediaman prabowo di Jalan Kertanegara Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2024).

Dia mengakui bahwa selama proses Pilpres dan Pileg 2024 kemarin, PPP bersebrangan dengan Partai Gerindra. Namun, menurut Mardiono, sikap bersebrangan tersebut tidak boleh dilanjutkan. 

"Jadi sudah ada keputusan bahwa tidak ada alasan lain, PPP harus mendukung," katanya.

Meski demikian, KIM Plus bukannya tanpa lawan di Jakarta. Calon mereka yakni, Ridwan Kamil, berpotensi melawan calon gubernur dari jalur independen, Komjen Pol Dharma Pongrekun. Apalagi KPU Jakarta telah menyatakan bahwa pasangan Dharma-Kun Wardana telah lolos verifikasi faktual.

PDIP Merasa Ditelikung 

Sementara itu, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menilai partainya ditelikung dan ditinggalkan sendirian pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. 

Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan arahan kepada kadernya dan bakal calon kepala daerah jelang Pilkada Serentak 2024 di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024). 

"Lucu juga deh kalau lihat sekarang pilkada nih. Yang ini enggak boleh sama yang itu, yang ini enggak boleh sama yang itu. Dibuatlah apa namanya ini sekarang aku sampai dengar lihatin aja, saya suka ngomong pada diri sendiri kasihan deh PDI Perjuangan dikunkung, ditelikung, ditinggal sendirian," katanya. 

Kemudian, Megawati turut menyoroti pembentukan koalisi besar atau KIM Plus. KIM Plus merujuk pada koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming pada Pilpres 2024, serta sejumlah partai di luar koalisi itu. 

"Yang lain apa namanya? KIM Plus. Nek Plus tuh plus-nya opo iku?," tanya Presiden ke-5 RI itu kepada kadernya. 

Megawati lalu berpesan, setiap warga negara mempunyai hak yang sama di mata hukum. Dia mengingatkan adanya Pemilu langsung bertujuan agar menjadi hakim tertinggi serta memilih dengan pikiran dan hati nuraninya. 

Adapun presiden terpilih Prabowo Subianto menyindir PDI Perjuangan (PDIP) yang kini merasa ditinggalkan oleh partai lain di Indonesia.

Prabowo mengatakan bahwa dirinya tidak pernah meninggalkan siapapun. Prabowo malah menyalahkan PDI-Perjuangan yang meninggalkan kader-kadernya saat ini.

"Saya tuh tidak mengerti ya ditinggalkan bagaimana. Jadi siapa yang meninggalkan siapa," tuturnya di kediaman pribadinya di Kertanegara Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2024).

Tak Suka Lawan Kotak Kosong

Sementara itu, Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku tidak ingin melawan kotak kosong di Pilgub DKI Jakarta 2024.

Pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak suka jika yang dilawan adalah kotak kosong karena tidak sesuai dengan mekanisme demokrasi di Indonesia.

"Kalau saya pribadi tidak suka melawan kotak kosong ya. Ada yang namanya itu mekanisme demokrasi," tuturnya di Widya Chandra Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Kang Emil sendiri mengaku bahwa dirinya sudah siap melawan siapapun, tapi tidak siap jika melawan kotak kosong di Pilkada DKJ Jakarta.

"Kalau lawannya kotak kosong, nanti saya debatnya sama siapa, kalau bisa jangan kotak kosong lah," katanya.

Maka dari itu, dia berharap partai politik di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus agar menyiapkan jagoannya masing-masing untuk melawan Kang Emil di Pilkada DKJ Jakarta.

"Lawan siapapun saya siap, asal jangan kotak kosong saja," ujarnya.

Selain itu, Ridwan Kamil mengaku tidak takut melawan Anies Baswedan apabila nantinya diusung untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2024.

Ridwan Kamil menjelaskan siapapun lawannya di Pilkada DKI Jakarta 2024 akan dihadapi. Dia menceritakan bahwa sewaktu mencalonkan diri sebagai walikota Bandung, ada 8 paslon yang dihadapi, kemudian di Jawa Barat ada 4 paslon yang dihadapi oleh Kang Emil.

"Saya itu dulu waktu Wali Kota lawannya 8 pasang, waktu Jabar lawannya 4 pasang. Jadi berapapun lawannya saya siap," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper