Bisnis.com, JAKARTA - Gedung Putih menyatakan sangat prihatin atas serangan udara Israel di kompleks sekolah kota Gaza pada Sabtu waktu setempat (10/8/2024).
“Sekali lagi, terlalu banyak warga sipil yang terbunuh,” pungkas Wakil Presiden sekaligus calon Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris kepada para wartawan, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (11/8).
Gedung Putih dalam pernyataannya juga menuturkan rasa sangat prihatin dengan laporan korban sipil di Gaza, menyusul serangan pasukan Pertahanan Israel terhadap kompleks yang mencakup sebuah sekolah.
Dia menambahkan, Amerika Serikat (AS) juga sedang menghubungi Israel untuk mencari informasi lebih lanjut. Harris juga sempat menuturkan bahwa dia menegaskan kembali seruan untuk gencatan senjata.
Sebagai informasi, AS telah menghadapi kritik domestik dan internasional yang meningkat, termasuk dari kelompok hak asasi manusia, atas dukungan militernya terhadap Israel.
Serangan udara pada Sabtu (10/8) juga terjadi sehari setelah juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Negeri Paman Sam akan memberikan Israel US$3,5 miliar, atau sekitar Rp55,8 triliun untuk dibelanjakan pada senjata dan peralatan militer AS, usai Kongres menyetujui dana tersebut pada April 2024.
Baca Juga
"Kami tahu Hamas telah menggunakan sekolah sebagai lokasi berkumpul dan beroperasi, tetapi kami juga telah mengatakan berulang kali dan secara konsisten bahwa Israel harus mengambil tindakan untuk meminimalkan kerugian warga sipil," jelas Gedung Putih.
Serangan Israel ini mendapat kecaman dari negara-negara Arab, Turki, Prancis, Inggris, dan Uni Eropa.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell juga menuturkan bahwa ia merasa ngeri dengan gambar-gambar atas serangan tersebut. Menteri luar negeri Inggris, David Lammy, juga mengatakan bahwa ia terkejut dengan serangan tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Darurat Sipil Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel ke kompleks sekolah kota Gaza yang menampung keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi menewaskan sekitar 100 orang.
Layanan Darurat Sipil Gaza, yang memiliki catatan kredibel dalam melaporkan jumlah korban, serta kantor media pemerintah yang dikelola Hamas menyatakan dalam pernyataan terpisah bahwa kompleks tersebut diserang saat para penghuninya sedang melaksanakan salat subuh.
"Saat ini, terdapat lebih dari 93 syuhada, termasuk 11 anak-anak dan enam perempuan. Ada jenazah yang belum teridentifikasi," jelas juru bicara pertahanan sipil Palestina, Mahmoud Bassal dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Minggu (11/8/2024).
Puluhan ribu warga Palestina yang terlantar saat ini mencari perlindungan di sekolah-sekolah di Gaza. Bassal juga menuturkan sekitar 350 keluarga berlindung di kompleks tersebut, sebagai bagian dari ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat serangan Israel.