Bisnis.com, JAKARTA – Israel menyerang sekolah dan tempat ibadah ketika warga Gaza sedang menunaikan salat Subuh, akibatnya sebanyak 100 orang tewas.
Selain korban tewas, puluhan warga mengalami cedera dalam serangan Israel. Keterangan saksi mata menunjukkan banyak korban tewas dan cedera adalah warga sipil, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.
Namun, militer Israel mengklaim sekolah itu melindungi "teroris" dan berfungsi sebagai markas Hamas.
Setelah serangan tersebut, dilaporkan ada gelombang besar orang yang berdatangan ke rumah sakit. Banyak dari mereka yang datang dalam kondisi kritis.
Namun Rumah Sakit al-Ahli menyatakan kekurangan staf dan obat-obatan, sehingga tidak dapat menyediakan perawatan medis yang memadai.
Hingga kini jumlah pasien mencapai lebih dari 100 orang yang meninggal dan terus bertambah.
Baca Juga
Sementara itu, paramedis dan relawan masih bekerja untuk mengeluarkan jenazah dari lokasi yang dibom. Mereka berjuang karena bom yang dijatuhkan di sekolah juga membakar fasilitas itu.
Bom-bom tersebut diisi dengan paku dan pecahan peluru. Ketika meledak, bom itu tidak hanya menyebabkan kebakaran, tetapi potongan-potongannya yang beterbangan juga mengiris para korban.
Rekaman serangan yang beredar menunjukkan orang-orang diangkat dari tanah dalam keadaan terpotong-potong.
Serangan Israel terjadi setalah Washington memberikan hadiah senilai US$3,5 miliar dalla bentuk persenjataan dan peralatan militer.
Setidaknya 39.699 orang tewas dan 91.722 orang terluka dalam perang Israel di Gaza. Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.