Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Indikator Politik: Tak Ada Kuda Hitam di Pilkada Jakarta, Elektabilitas Kaesang Mini

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menilai kemungkinan munculnya kuda hitam di Pilkada Jakarta 2024 sangat kecil.
Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Jatinegara melintas di dekat kotak suara Pemilu 2024 di GOR Otista, Jakarta, Kamis (29/2/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Jatinegara melintas di dekat kotak suara Pemilu 2024 di GOR Otista, Jakarta, Kamis (29/2/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menilai kemungkinan munculnya kuda hitam di Pilkada Jakarta 2024 sangat kecil.

Hal itu terungkap dari hasil survei terbaru lembaga survei Indikator Politik Indonesia terhadap 800 responden dengan margin of error 3,5% pada tingkat kepercayaan 95% di wilayah Jakarta.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa ada 40 nama tokoh nasional yang sudah diajukan kepada warga DKI Jakarta untuk dipilih berdasarkan rasa ketertarikan guna mengetahui kuda hitam yang muncul. Istilah kuda hitam ini merujuk kepada peserta dalam pertandingan yang semula tidak diperhitungkan, tetapi akhirnya menjadi pemenang.

Burhanuddin mengatakan bahwa 40 nama itu tidak asing di telinga warga DKI Jakarta antara lain Tri Rismaharini, Sudirman Said, Grace Natalie, Basuki Hadimuljono, Kaesang Pangarep hingga Haris Azhar.

"Dari 40 nama ini hanya ada tiga nama yang menonjol sementara nama lainnya hanya di bawah 2% untuk Pilkada Serentak DKI Jakarta," tuturnya di Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Ketiga nama itu, menurut Burhanuddin adalah Anies Baswedan yang meraih 41,7% responden, Basuki Tjahaja Purnama 27% dan Ridwan Kamil 15,4% responden.

"Anies Baswedan paling banyak dipilih, lalu Ahok dan Ridwan Kamil," katanya.

Maka dari itu, Burhanuddin meyakini tidak akan ada kuda hitam di Pilkada Serentak di Jakarta. Pasalnya, jika ada kuda hitam yang dimunculkan, nama tersebut sulit untuk ditingkatkan elektabilitasnya dengan sisa waktu yang tersisa untuk perhelatan Pilkada 2024.

"Jadi tidak mudah menaikan elektabilitas di Jakarta dan tidak mudah mendapatkan dukungan dari warga Jakarta," ujarnya.

Adapun berdasarkan survei ini, nama Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep juga tercatat hanya meraih elektabilitas di bawah 2%. 

Bahkan, menurut Burhanuddin, jika Ahok tidak ikut di Pilkada Jakarta 2024 dan digantikan oleh Kaesang, nama Anies tetap meraih posisi tertinggi disusul oleh Ridwan Kamil. Artinya jika Ahok tidak mengikuti Pilkada Jakarta, maka suaranya akan lari ke Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. 

"Kaesang hanya mendapatkan 5,7% dan Ridwan Kamil 33,8%, lalu Pak Anies 48,8%," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper