Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla menyayangkan gerak pemerintah yang lambat untuk mengisiasi upaya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah.
Menurutnya, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi tuan rumah dalam upaya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah.
Sayangnya, dia melanjutkan bahwa pemerintah tidak memiliki inisiatif untuk melakukan upaya menawarkan tempat dalam rencana rekonsiliasi sehingga Hamas dan Fatah lebih dulu diundang oleh China yang bakal berlangsung di Beijing pada 20-21 Juli 2024.
"Kita sendiri karena tidak mempunyai inisiatif. Sebenarnya kita bisa, tapi mereka diundang oleh China minggu ini memang [membutuhkan rekonsiliasi itu]," ujarnya usai menghadiri rapat Pleno Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rabu (17/7/2024).
Dia mengaku sempat menanyakan alasan Fatah-Hamas memilih China sebagai tempat mereka berunding. Alasannya, kedua organisasi besar itu mengutip pepatah Arab yang menyebut "tuntutlah ilmu sampai ke negeri China" sebagai alasan kuat mereka memilih negeri tirai bambu tersebut.
"Saya bilang, kenapa Anda ke Tiongkok ke China? Ada hadistnya ‘utlubul ilma walaw bishin’ Dan dia pakai itu," ucapnya.
Baca Juga
Nantinya, Jusuf Kalla menjelaskan, dalam pertemuan Fatah-Hamas di China itu akan membahas soal persatuan seluruh faksi di Palestina. Mengingat, dalam Negara tersebut tidak hanya melibatkan dua faksi besar saja, tetapi 13 faksi yang ada di Palestina.
"Di Palestina itu banyak faksi ada 13 kelompok-kelompok ya itu mau di persatukan," pungkas JK.