Bisnis.com, JAKARTA - Hamas telah menerima usulan Amerika Serikat (AS) untuk memulai perundingan mengenai pembebasan tawanan Israel, pada Sabtu (6/7/2024).
Palestina telah mencabut tuntutan agar Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian, dan hal itu memungkinkan terjadinya negosiasi lanjutan.
Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya perdamaian yang dimediasi secara internasional mengatakan proposal tersebut dapat mengarah pada perjanjian kerangka kerja jika diterima oleh Israel dan akan mengakhiri perang 9 bulan di Gaza.
Seorang sumber di tim negosiasi Israel, yang berbicara tanpa menyebutkan nama, mengatakan bahwa kini ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan.
Dilansir New Arab, hal itu sangat berbeda dengan kejadian-kejadian sebelumnya dalam perang 9 bulan di Gaza ketika Israel mengatakan bahwa persyaratan yang diajukan Hamas tidak dapat diterima.
Kantor PM Israel mengatakan bahwa pembicaraan akan dilanjutkan pekan depan dan menekankan bahwa kesenjangan antara kedua belah pihak masih ada.
Baca Juga
Menurut pejabat kesehatan Gaza, perang di Jalur Gaza tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 38.000 warga Palestina.
Hamas mengatakan bahwa usulan baru tersebut memastikan bahwa para mediator akan menjamin gencatan senjata sementara, pengiriman bantuan dan penarikan pasukan Israel selama pembicaraan terus berlanjut untuk melaksanakan tahap kedua perjanjian tersebut.
Upaya untuk mengamankan gencatan senjata dan pembebasan tawanan di Gaza telah meningkat selama beberapa hari terakhir dengan diplomasi aktif antara Washington, Israel dan Qatar, yang memimpin upaya mediasi dari Doha, tempat kepemimpinan Hamas bermarkas.
Sumber regional mengatakan pemerintah AS sedang bekerja keras untuk mengamankan kesepakatan sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) November 2024.
Netanyahu mengatakan bahwa kepala badan intelijen Israel Mossad telah kembali dari pertemuan awal dengan mediator di Qatar dan bahwa negosiasi akan dilanjutkan pekan depan.