Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Diduga Diam-diam Pasok Senjata ke Israel Untuk Perang Lawan Hamas

India diduga diam-diam memasok amunisi dan senjata ke Israel untuk kebutuhan perang di Jalur Gaza melawan Hamas.
Tentara Israel berjalan di dekat tank di tengah konflik Israel dan Hamas di dekat Perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 9 Mei 2024./Reuters
Tentara Israel berjalan di dekat tank di tengah konflik Israel dan Hamas di dekat Perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 9 Mei 2024./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - India diduga diam-diam memasok amunisi dan senjata ke Israel untuk kebutuhan perang di Jalur Gaza melawan Hamas.

Dilansir dari Al-Jazeera pada Rabu (26/4/2024), kapal kargo Borkum sebelumnya diketahui berhenti di lepas pantai Spanyol, berlama-lama di perairan tidak jauh dari Cartagena, pada 15 Mei 2024.

Adapun di pelabuhan, para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan meminta pihak berwenang untuk memeriksa kapal tersebut berdasarkan kecurigaan bahwa kapal tersebut membawa senjata dengan tujuan Israel.

Anggota Parlemen Eropa yang berhaluan kiri mengirimkan surat kepada Presiden Spanyol Pedro Sánchez meminta agar kapal tersebut dicegah berlabuh. 

“Mengizinkan kapal yang memuat senjata dengan tujuan Israel berarti mengizinkan transit senjata ke negara yang saat ini sedang diselidiki atas kasus genosida terhadap rakyat Palestina,” kata anggota Parlemen Eropa memperingatkan.

Sebelum pemerintah Spanyol mengambil sikap, Borkum membatalkan rencana persinggahannya dan melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Koper di Slovenia. 

Namun yang menjadi perhatian, asal muasal muatan Borkum yang tidak terduga, yang bertujuan menuju Israel tersebut. 

Menurut dokumen yang diterima oleh Al Jazeera, kapal tersebut berisi bahan peledak yang dimuat di India dan sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Ashdod di Israel, sekitar 30 km (18 mil) dari Jalur Gaza. 

Situs pelacakan laut menunjukkan kapal tersebut berangkat dari Chennai di India tenggara pada 2 April 2024 dan mengelilingi Afrika untuk menghindari transit melalui Laut Merah, tempat kelompok Houthi Yaman menyerang kapal-kapal sebagai pembalasan atas perang Israel.

Kode identifikasi yang ditentukan dalam dokumentasi, yang diperoleh secara tidak resmi oleh Jaringan Solidaritas Melawan Pendudukan Palestina (RESCOP), menunjukkan bahwa Borkum berisi 20 ton mesin roket, 12,5 ton roket dengan bahan peledak, 1.500kg (3.300 pon) bahan peledak dan 740kg (1.630 pon) muatan dan propelan untuk meriam.

Dokumen itu mengungkap kerahasiaan yang menetapkan bahwa semua karyawan, konsultan, atau pihak terkait lainnya diberi mandat bahwa dalam keadaan apapun mereka tidak boleh menyebutkan nama IMI Systems atau Israel. 

IMI Systems, sebuah perusahaan pertahanan, dibeli oleh Elbit Systems, produsen senjata terbesar Israel, pada 2018.

Meski begitu, Manajer komersial kapal tersebut, perusahaan Jerman MLB Manfred Lauterjung Befrachtung, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kapal tersebut tidak memuat senjata atau kargo apapun untuk tujuan Israel. 

Kapal kargo kedua yang meninggalkan India ditolak masuk pada 21 Mei ke pelabuhan Cartagena. Surat kabar Spanyol El Pais melaporkan bahwa Marianne Danica berangkat dari pelabuhan Chennai di India dan sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Haifa di Israel dengan muatan 27 ton bahan peledak.

Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares mengonfirmasi bahwa kapal tersebut ditolak masuk dengan alasan mengirimkan kargo militer ke Israel.

Insiden-insiden ini menambah bukti yang semakin kuat bahwa suku cadang senjata dari India, negara yang telah lama menganjurkan dialog daripada tindakan militer dalam menyelesaikan konflik, diam-diam sedang dikirim ke Israel, termasuk selama perang yang berlangsung berbulan-bulan di Gaza.

Para analis mengatakan bahwa kurangnya transparansi mengenai transfer senjata India membantu mereka lolos dari radar. 

Peneliti di Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Zain Hussain mengatakan bahwa kurangnya informasi yang dapat diverifikasi membuat sulit untuk menentukan kebenaran telah terjadinya transfer senjata. 

Dia mengatakan bahwa kolaborasi antara India dan Israel telah terjadi selama beberapa tahun, oleh karena itu bukan tidak mungkin terlihat beberapa komponen buatan India digunakan oleh Israel dalam perangnya di Gaza. 

Buatan India

Setelah pemboman Israel terhadap tempat perlindungan PBB di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza pada 6 Juni lalu, Quds News Network merilis video sisa-sisa rudal yang dijatuhkan oleh pesawat tempur Israel. Terlihat dari bekas rudal yang diluncurkan adanya label bertuliskan dengan jelas “Made in India.”

Hussain, yang meneliti transfer senjata konvensional di lembaga pemikir yang berbasis di Stockholm, mengatakan bahwa video tersebut memerlukan penyelidikan lebih lanjut tetapi mengamati bahwa sebagian besar kolaborasi antara India dan Israel diketahui berkisar pada produksi rudal, khususnya rudal permukaan Barak, rudal ke udara.

Menurut SIPRI, perusahaan India Premier Explosives Limited membuat propelan padat yang merupakan bagian penting dari motor roket, tetapi tidak keseluruhan motornya untuk rudal MRSAM dan LRSAM. Ini adalah sebutan India untuk rudal permukaan-ke-udara jarak menengah dan jauh Barak rancangan Israel.

Direktur eksekutif perusahaan tersebut, T Chowdary, mengakui melakukan ekspor ke Israel di tengah perang yang sedang terjadi di Gaza, dalam sebuah panggilan telepon pada 31 Maret.

“Kami telah menerima pendapatan yang tertunda dari pesanan ekspor Israel, dan ini telah menunjukkan lonjakan eksponensial dalam jumlah pendapatan kuartal ini. Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa kami memiliki pendapatan kuartalan tertinggi yang pernah ada," katanya kepada investor, menurut risalah rapat. 

Pada kesempatan itu, Chowdary memperkenalkan Premier Explosives Limited sebagai satu-satunya perusahaan India yang berspesialisasi dalam ekspor motor roket rakitan lengkap.

Selain itu, dia mengatakan perusahaannya telah mulai memproduksi ranjau dan amunisi serta mulai mengekspor bahan peledak RDX dan HMX, yang biasa digunakan dalam sistem persenjataan militer.

Adapun dalam tinjauannya pada Januari 2024, perusahaan tersebut mencatatkan ekspor ke Israel di sektor pertahanan dan luar angkasa, yang menurut SIPRI kemungkinan besar mencakup propelan untuk rudal Barak.

Menurut SIPRI, komponen India tersebut dapat digunakan untuk rudal Barak yang kemudian juga diekspor kembali oleh Israel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper