Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI buka suara perihal terpilihnya China menjadi tuan rumah perundingan Hamas dan Fatah dalam upaya rekonsiliasi dan mengakhiri agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu Abdul Kadir Jailani mengatakan bahwa China sebagai kekuatan geopolitik menjadi negara yang paling mampu untuk menjalankan posisi tersebut. Hal itu, jelasnya, sekaligus menurunkan pamor Amerika Serikat (AS) di mata dunia.
"Upaya mediasi RRT [China] sebagai kekuatan global baru dan ini menandakan semakin menurunnya pengaruh Amerika secara perlahan," katanya, saat menjadi pembicara, di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta, pada Kamis (18/7/2024).
Dia mengatakan bahwa rekonsiliasi di antara semua kelompok di Palestina menjadi hal yang penting untuk saat ini, guna mewujudkan kemerdekaan Palestina.
"Saat ini pada mekanisme baru, maksud saya, ada upaya baru yang dipelopori oleh RRT ini sebagai kekuatan global, dan peran RRT ini semakin signifikan di Timur Tengah," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa segala bentuk kesepakatan dan persatuan antar-elemen masyarakat Palestina adalah sesuatu yang diharapkan.
Baca Juga
Menurutnya, Indonesia tentunya akan menyambut baik semua kesepakatan, sepanjang itu dapat menjadi modalitas untuk persatuan rakyat Palestina.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan bahwa pertemuan Hamas dan Fatah di China menjadi sangat penting.
"Penting karena memang keharusan untuk bersatu. Posisi China, posisinya dalam konteks politik global itu sekarang itu menjadi sangat penting, faktanya kemudian menggeser ya, menggeser Amerika di kawasan," ucapnya.
Adapun dia menegaskan bahwa sebenarnya bukan sekadar kawasan, tetapi juga secara global, karena menurutnya sekarang ini AS sudah mulai tersisih.
"China akan menjadi the next new player yang akan menentukan itu, karena itu memang Indonesia menurut saya perlu juga proaktif melalui berbagai cara," tambahnya.
Seperti diketahui, Hamas dan Fatah akan berunding di China dalam upaya negosiasi untuk menuju perdamaian di Palestina. Menteri Luar Negeri China Wang Yi dijadwalkan akan bertemu Hamas dan Fatah pada 23 Juli 2024.