Bisnis.com, JAKARTA - Angkatan bersenjata Israel, IDF, mengeluarkan protokol berbahaya terhadap warga sipil Palestina.
Protokol berbahaya tersebut bernama Hannibal, yang diluncurkan untuk menyerang kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Menurut laporan media Israel bernama Haaretz, protokol Hannibal dilakukan dalam bentuk arahan untuk menggunakan kekuatan guna mencegah penculikan tentara.
Sayangnya protokol tersebut bisa berbahaya karena mengorbankan nyawa para sandera, menurut sebuah laporan dikutip dari The Guardian.
Haaretz melaporkan pada Minggu (7/7), sembilan bulan setelah serangan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 250 lainnya diculik ke Jalur Gaza, bahwa prosedur operasional yang digunakan di tiga fasilitas militer yang diserang oleh Hamas, berpotensi membahayakan warga sipil.
Pesan lain yang diberikan kepada divisi Israel di Gaza pada pukul 11.22, sekitar lima jam setelah serangan dimulai, memerintahkan: “Tidak ada satu kendaraan pun yang dapat kembali ke Gaza.”
Baca Juga
"Semua orang tahu pada saat itu bahwa kendaraan tersebut dapat membawa warga sipil atau tentara yang diculik. Semua orang tahu apa artinya tidak membiarkan kendaraan apa pun kembali ke Gaza," kata sumber komando di wilayah selatan mengatakan kepada surat kabar tersebut.
Lebih lanjut Haaretz mengatakan bahwa protokol tersebut masih belum jelas apakah benar merugikan warga sipil atau tentara.
Namun dokumen dan kesaksian tentara, serta perwira tingkat menengah dan senior Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menunjukkan bahwa praktik tersebut adalah tindakan yang merugikan.
Sebelumnya diketahui, tuduhan pertama kali muncul pada bulan Januari bahwa IDF mungkin telah menggunakan protokol Hannibal untuk mencegah pejuang Hamas kembali ke Gaza dengan membawa sandera.
Protokol tersebut diduga juga dilakukan saat IDF menembakkan peluru ke sebuah rumah yang terdapat militan Hamas dan 14 warga Israel di dalamnya, hingga menewaskan 13 orang.