Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) mencatat bahwa sebanyak 183 jemaah Indonesia meninggal dunia dalam pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci Arab Saudi.
Hal tersebut diperoleh dari data dalam laman Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Sikohat) Kemenag hingga Rabu (19/6/2024) pukul 18.10 WIB.
Sebagian besar jemaah yang meninggal termasuk dalam kategori risiko tinggi (risti), sementara 17 jemaah di antaranya tidak termasuk dalam kategori tersebut.
Lebih lanjut, berdasarkan laporan tersebut, lokasi wafat dari para jemaah tersebut berada di Makkah, Madinah, Arafah, Mina, dan Jeddah.
Sebelumnya, Kepala Pusat Kesehatan Haji Lilik Marhaendro Susilo menyatakan, saat ini kualitas kesehatan jemaah mulai menurun.
"Kelelahan saat perjalanan dari Makkah ke Arafah dalam cuaca panas, turun dari bus ke tenda dengan suhu panas, dan kondisi kurang prima memperburuk kondisi kesehatan jemaah," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (19/6/2024).
Baca Juga
Kondisi ini didorong oleh cuaca panas terik dengan temperatur 43 derajat celcius dan kelembaban rendah, yang berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti dehidrasi, masalah pernapasan, gangguan mental, hingga heatstroke.
Sementara itu, dilansir Reuters pada Rabu (19/6/2024), lebih dari 550 orang dinyatakan meninggal saat menunaikan ibadah haji.
Di antara jumlah tersebut, 323 orang yang meninggal adalah warga Mesir. Sebagian besar meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan cuaca panas.
TV pemerintah Arab Saudi mengatakan suhu udara pada hari Senin mencapai 51,8 derajat Celcius di Masjidil Haram, Mekkah.