Bisnis.com, JAKARTA - Musim haji sudah hampir berakhir, dan ini adalah momen yang penuh emosi ketika jemaah haji harus meninggalkan masjidil haram dan harus mengucapkan selamat tinggal kepada kota suci Makkah.
Mereka salat terakhir dan berangkat ke bandara, meninggalkan tempat di mana mereka merasakan hubungan terdalam dengan keyakinan mereka.
Persatuan dan persahabatan yang mereka alami dengan jamaah haji lainnya, kesulitan yang mereka alami, dan rasa kedamaian dan ketenangan yang mendalam yang mereka temukan di Makkah semuanya berkontribusi pada kesedihan saat mengucapkan selamat tinggal.
Dilansir dari Arabnews, Ishfaq Al-Hassan, dari Pakistan, mengatakan berada di tempat ini membuat dirinya merasa luar biasa, dan siapa pun yang memiliki hubungan dengan Allah (Tuhan) dan Nabi Muhammad SAW harus menyaksikan keindahan ini, dan mengunjungi tempat suci ini lagi dan lagi.
Saat berangkat pulang, Al-Hassan mengatakan rasa kepuasan spiritual dan kedekatan dengan Tuhan yang dia rasakan selama haji akan melekat di hatinya.
Sementara itu, Sami Al-Qahtani dari Kuwait mengatakan setelah menjalani haji sendiri, dirinya dapat mengatakan bahwa emosi yang saya alami tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Baca Juga
Dia menambahkan, sungguh merupakan anugerah Tuhan bahwa ia bisa berada di sana untuk menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya.
Seorang jamaah haji asal Filipina bernama Haris mengaku bersyukur kepada Tuhan karena bisa menunaikan ibadah haji. Dia menambahkan, ia merasa sedih saat mengingat kehilangan orang tuanya saat menunaikan ibadah haji.
“Saya berharap Allah menempatkan mereka di surga,” katanya.
Dengan perasaan campur aduk, para peziarah ini menaiki penerbangan pulang. Selain penuh rasa syukur atas kesempatan menunaikan ibadah haji, mereka juga merasakan kerinduan untuk kembali ke tempat yang meninggalkan bekas tak terhapuskan dalam jiwa mereka.