Sebenarnya, pemerintah telah menetapkan pagu anggaran untuk pendidikan sebesar Rp665,02 triliun pada 2024. Angkanya meningkat 30,4% jika dibandingkan dengan alokasi yang ditetapkan pada 2023.
Anggaran tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah, seiring dengan anggaran belanja negara yang terus mengalami kenaikan.
Namun, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) hanya mengelola Rp98,98 triliun atau 15% dari total alokasi Rp665,02 triliun.
Anggaran pendidikan di Kemendikbudristek sebesar Rp98,98 triliun itu dialokasikan untuk pendanaan wajib sebesar Rp45,69 triliun dan program prioritas sebesar Rp23,44 triliun.
Jika dirinci, anggaran pendanaan wajib digunakan untuk kegiatan Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp13,49 triliun dan KIP Kuliah Rp13,99 triliun. Selanjutnya, aneka tunjangan guru non-PNS Rp8,46 triliun, tunjangan profesi dosen dan guru besar non-PNS Rp2,45 triliun, serta biaya operasional PTN (BOPTN) pendidikan tinggi dan pendidikan vokasi Rp7,29 triliun.
Kemudian, alokasi untuk kegiatan di jenjang pendidikan tinggi adalah sebesar Rp56,1 triliun, baik pendidikan tinggi akademik ataupun vokasi. Dari sana, ada tiga alokasi terbesar, di antaranya untuk KIP Kuliah sebesar Rp13,99 triliun, revitalisasi sarana prasarana PTN Rp7,79 triliun, serta layanan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat senilai Rp6,32 triliun.
Baca Juga
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT) Indonesia atau gross enrollment ratio untuk kategori tersier (pendidikan tinggi). Data tersebut menunjukkan hanya terdapat 31,45% penduduk Indonesia yang mendapat akses pendidikan di perguruan tinggi pada 2023, dari total penduduk usia kuliah.
Berdasarkan catatan Bisnis yang dihimpun dari beberapa sumber, setidaknya ada lima PTN bergengsi yang memiliki UKT tinggi.
1. Universitas Gadjah Mada (UGM)
UGM memiliki dua program UKT, yaitu UKT pendidikan unggul dan UKT pendidikan unggul bersubsidi.
Untuk UKT pendidikan unggul UGM berkisar antara Rp7,6 juta—Rp24,7 juta per semester. Sedangkan UKT bersubsidi mulai dari Rp0–Rp18,52 juta atau subsidi 25%.
Sementara itu, UKT jalur mandiri Universitas Gadjah Mada maksimal di angka Rp20 juta.
2. Universitas Indonesia (UI)
UI juga memiliki UKT yang tinggi. Untuk Program S-1 Reguler adalah sebesar Rp7,5 juta per semester untuk jurusan sains teknologi dan kesehatan (saintek). Sementara jalur mandiri UI, UKT maksimalnya adalah Rp25,2 juta.
3. Universitas Padjadjaran (Unpad)
Biaya UKT Universitas Padjadjaran untuk jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) berkisar antara Rp500.000–Rp24 juta.
Sedangkan UKT jalur mandiri di Universitas Padjadjaran mulai dari Rp6 juta—Rp20 juta.
4. Universitas Diponegoro (Undip)
Universitas Diponegoro menetapkan 8 golongan UKT sesuai ketentuan program studi (prodi) tanpa Iuran Pengembangan Institusi (IPI).
Golongan 1 atau yang termurah adalah sebesar Rp500.000 per semester. Sedangkan golongan 8 atau yang paling mahal berkisar antara Rp6,5 juta—22 juta.
Kemudian, untuk UKT jalur mandiri Universitas Diponegoro di kisaran Rp15 juta.
5. Universitas Sebelas Maret (UNS)
Berikutnya, Universitas Sebelas Maret. Untuk Prodi S-1, PTN yang berlokasi di Solo ini memiliki 9 golongan UKT yang beragam.
Paling rendah di Golongan I sebesar Rp475.000 per semester. Sedangkan UKT termahal di Golongan IX adalah sebesar Rp30 juta.
Sementara itu, untuk IPI di beberapa jurusan favorit UNS seperti kedokteran dan kebidanan mencapai Rp200 juta.