Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Militer Rusia Kacaukan Layanan Internet Starlink di Ukraina

Rusia telah menyebabkan gangguan luas pada layanan Starlink, yang terbukti krusial dalam operasi militer dan untuk komunikasi di antara pasukan Ukraina.
Logo Starlink pada salah satu satelit orbit rendah/dok. tangkapan layar SpaceX
Logo Starlink pada salah satu satelit orbit rendah/dok. tangkapan layar SpaceX

Bisnis.com, JAKARTA — Rusia telah menemukan cara untuk mengacaukan layanan internet Starlink milik Elon Musk di Ukraina.

Menurut laporan dari The New York Times, militer Rusia telah menyebabkan gangguan luas pada Starlink. Dalam laporannya disebutkan bahwa Starlink terbukti krusial dalam operasi militer dan untuk komunikasi di antara pasukan Ukraina.

Dilansir dari Business Insider, Sabtu (25/5/2024), sejak awal perang, militer Ukraina telah menggunakan layanan internet satelit Starlink milik SpaceX untuk berkomunikasi, mengoordinasikan serangan, dan mengumpulkan intelijen.

Sebelumnya, militer Rusia belum berhasil mengganggu layanan Starlink secara signifikan di Ukraina, tetapi kali ini mereka berhasil menyebabkan gangguan yang merata dan signifikan. Hal ini berdampak serius pada kemampuan dan kesiapan pasukan Ukraina di garis depan, demikian menurut laporan The New York Times.

Anggota Brigade Serangan ke-92 Ukraina mengatakan bahwa Starlink menjadi sangat lambat awal bulan ini ketika pasukan Rusia maju melintasi perbatasan utara.

“Satu hari sebelum serangan, tiba-tiba mati,” kata seorang prajurit yang menggunakan nama panggilan Ajax. “Jadi sangat, sangat lambat.”

Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov mengatakan bahwa Rusia sedang menguji alat baru dan canggih untuk mengganggu kualitas koneksi Starlink karena layanan ini sangat penting bagi Ukraina.

Dia menambahkan bahwa Ukraina sedang bekerja sama dengan SpaceX untuk menyelesaikan gangguan tersebut.

Sementara itu, The Wall Street Journal melaporkan pada April bahwa Rusia telah secara ilegal memperoleh perangkat Starlink dari pasar gelap untuk mengoordinasikan serangan di Ukraina.

Menurut laporan The Wall Street Journal, orang Rusia membeli teknologi tersebut dari negara-negara asing, termasuk AS, sebelum menyelundupkannya kepada pasukan Rusia di Ukraina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper