Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk membahas keamanan dan latihan senjata nuklir.
Pembahasan latihan senjata nuklir dengan sekutu terdekat Moskow itu pun dinilai oleh sejumlah analis menjadi sinyal peringatan Putin kepada negara-negara Barat agar tidak terlibat lebih jauh dalam perang di Ukraina.
Dilansir Reuters, Putin tiba pada hari Kamis (23/5/2024) di Belarus. Dia dijadwalkan bertemu dengan Alexander Lukashenko dengan fokus pembicaraan terkait keamanan dan latihan senjata nuklir.
Belarusia akan mengambil bagian dalam latihan senjata nuklir tersebut. Latihan itu ditujukan sebagai ajang simulasi persiapan peluncuran senjata, khususnya hulu ledak nuklir yang lebih kecil yang akan digunakan di medan perang.
Putin, yang tiba sekira larut malam di Minks, mengatakan dia telah membahas masalah kerja sama dengan Belarusia pada rapat kabinet di Moskow.
“Hari ini dan besok kami akan membahas semua ini, termasuk masalah keamanan yang menjadi perhatian besar kami,” kata Putin.
Baca Juga
Putin pun menegaskan pembahasan latihan senjata nuklir taktis tahap kedua juga menjadi agenda dalam pertemuan dengan Lukashenko.
“Salah satu penyebabnya adalah partisipasi langsung teman dan kolega Belarusia kami di bidang militer dalam acara ini.”
Kantor berita Rusia mengatakan kedua presiden melanjutkan diskusi informal pada Kamis malam menjelang pertemuan sehari penuh pada hari Jumat.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pekan ini pasukan negaranya telah memulai latihan tahap pertama untuk mensimulasikan persiapan peluncuran senjata nuklir taktis.
Moskow mengaitkan latihan tersebut dengan apa yang mereka sebut sebagai “pernyataan militan” para pemimpin negara Barat, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan Rusia.
Para analis nuklir mengatakan latihan tersebut dirancang sebagai sinyal peringatan Putin untuk mencegah negara-negara Barat terlibat lebih jauh dalam perang di Ukraina. Negara-negara Barat memang masih menahan diri untuk mengirimkan pasukan, tetapi telah memasok senjata dan intelijen kepada Kyiv.
Di sisi lain, Belarusia telah memberikan dukungan logistik untuk Rusia selama konfliknya dengan Ukraina. Selain itu, pasukan Rusia memasuki Ukraina dari wilayah Belarusia pada serangan awal pada Februari 2022. Namun, Lukashenko juga tidak mengirimkan pasukan.
Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994, adalah sekutu lama Putin dan semakin dekat dengannya setelah mendapatkan dukungannya terhadap protes massa yang mengecam terpilihnya kembali Lukashenko pada 2020.