Bisnis.com, JAKARTA - Rusia dan Belarusia menggelar latihan dengan senjata nuklir taktis saat situasi di sekitar kedua negara tengah memanas.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan senjata nuklir adalah senjata yang menakutkan. Oleh karena itu, ia menilai untuk menggunakan senjata nuklir dengan baik diperlukan latihan cara menanganinya.
”Eskalasi sedang berlangsung. Apa yang harus kita lakukan dalam situasi ini? Kita harus menjaga agar bubuk tetap kering, termasuk senjata mematikan ini," kata Lukashenko seperti dikutip TASS, Jumat (10/5/2024).
Menurutnya, Belarusia dan Rusia telah mengumumkan kepada publik mengenai latihan pelatihan setelah eskalasi, yang pertama dan terutama berasal dari Ukraina.
"Namun, eskalasi tidak hanya terjadi di Ukraina, karena Timur Tengah sudah memanas, dengan Iran di dekatnya, dan lebih jauh lagi ke wilayah Pasifik," tambah Lukashenko.
Ia mengasumsikan bahwa dunia saat ini semakin dekat dengan bencana nuklir.
Baca Juga
"Ini adalah senjata penangkal, seperti yang mereka katakan, tetapi Anda harus menyadari bahwa kami, Belarus dan Rusia, memilikinya secara luar biasa sebagai senjata penangkal," katanya.
Lukashenko yakin bahwa Belarus dan Rusia menginginkan perdamaian, seraya menambahkan bahwa Belarusia juga memiliki pesawat yang mampu membawa hulu ledak nuklir, pilot yang terlatih, dan rudal Iskander.
"Kami mengatakan kepada mereka (Barat): 'Tetap tenang, karena kami memiliki semua yang dibutuhkan'," katanya.
Belarus bergabung dengan latihan ini pada tahap kedua, sementara hasil latihan akan dirangkum setelah tahap ketiga.
"Kami tidak berniat menyerang siapa pun, tetapi semua orang harus memahami bahwa kami ahli dalam hal ini," kata Lukashenko.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Staf Umum Belarus dan Rusia sedang melakukan latihan untuk pengelompokan pasukan regional gabungan untuk mempraktikkan penggunaan senjata nuklir non-strategis untuk pertama kalinya.