Bisnis.com, JAKARTA - KFC Malaysia memutuskan untuk menutup sejumlah gerainya diduga karena mengalami penurunan keuntungan karena diboikot.
Dilansir dari Al Jazeera, KFC adalah salah satu dari sejumlah merek Barat di Malaysia, sebuah negara di ASEAN dengan 60 persen penduduknya beragama Islam.
Di negara tersebut, KFC dilaporkan juga menjadi sasaran seruan boikot karena dianggap memiliki hubungan dengan Israel.
Mengacu pada alasan ini, QSR Brands Holdings Bhd, yang mengoperasikan restoran KFC dan Pizza Hut di negara tersebut, mengatakan pihaknya menutup sementara gerainya di tengah “kondisi ekonomi yang menantang” untuk “mengelola peningkatan biaya bisnis dan fokus pada zona perdagangan dengan keterlibatan tinggi”.
“Berkontribusi secara positif kepada komunitas Malaysia, menjaga kecintaan terhadap merek KFC dan melindungi karyawan terhadap merek tersebut adalah prioritas bagi organisasi ini. Karyawan dari gerai yang terkena dampak ditawari kesempatan untuk pindah ke toko operasional yang lebih sibuk sebagai bagian dari upaya optimalisasi ulang perusahaan,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
“Sebagai perusahaan yang telah melayani masyarakat Malaysia selama lebih dari 50 tahun, fokusnya tetap pada penyediaan produk dan layanan berkualitas kepada pelanggan, sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Malaysia melalui keamanan kerja bagi 18.000 anggota tim di Malaysia, yang mana sekitar 85 persennya adalah Muslim," tambah mereka.
Baca Juga
Akan tetapi dalam keterangan tersebut, QSR Brands tidak merinci alasan kondisi sulit yang dimaksud.
Meski demikian, sebuah media lokal di Malaysia mengaitkan penutupan tersebut dengan aksi boikot.
Boikot di negara-negara mayoritas Muslim dianggap sebagai penyebab merosotnya pendapatan merek-merek Barat yang dianggap memiliki hubungan dengan Israel.
Pada bulan Februari, McDonald's mengutip kampanye boikot di Timur Tengah, Indonesia dan Malaysia terhadap penjualan yang hanya tumbuh 0,7 persen selama kuartal keempat tahun 2023, dibandingkan dengan pertumbuhan 16,5 persen pada tahun sebelumnya.
Unilever, yang memproduksi sabun Dove, es krim Ben & Jerry's dan stok kubus Knorr, mengatakan pada bulan yang sama bahwa penjualan di Indonesia telah mengalami penurunan dua digit pada kuartal keempat sebagai akibat dari “kampanye yang berfokus pada geopolitik dan berorientasi pada konsumen”.