Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WHO Peringatkan Israel, Operasi Militer di Rafah Akan Picu Bencana Kemanusiaan

WHO mengatakan bahwa Israel akan memicu bencana kemanusiaan jika melanjutkan operasi militer di Kota Rafah
WHO Peringatkan Israel, Operasi Militer di Rafah Akan Picu Bencana Kemanusiaan. Gambar satelit menunjukkan pemandangan lebih dekat perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, 7 November 2023. Maxar Technologies/Handout via REUTERS
WHO Peringatkan Israel, Operasi Militer di Rafah Akan Picu Bencana Kemanusiaan. Gambar satelit menunjukkan pemandangan lebih dekat perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, 7 November 2023. Maxar Technologies/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa Israel akan memicu bencana kemanusiaan jika melanjutkan operasi militer di Kota Rafah di Jalur Gaza, Palestina. 

Dia berupaya mencegah hal tersebut, dan mendesak semua pihak untuk mengupayakan gencatan senjata dan perdamaian abadi di Gaza. 

“Invasi besar-besaran di Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan. Kami mengimbau Israel untuk tidak melanjutkan," katanya di X, pada Kamis (2/5/2024). 

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa Israel akan melakukan operasi militer di Rafah dalam keadaan apapun.

Dia menyatakan sebelumnya bahwa akan tetap melancarkan serangan darat ke Rafah, terlepas dari keberhasilan perundingan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera di Gaza. 

Israel menunggu jawaban atas tawaran gencatan senjata terbarunya, dan belum mengirim delegasi ke Kairo, Mesir untuk kesepakatan pembebasan sandera dan pembicaraan gencatan senjata di Gaza. 

“Kami akan memasuki Rafah dan kami akan melenyapkan batalion Hamas di sana, baik ada kesepakatan atau tidak, untuk mencapai kemenangan total," ujar Netanyahu. 

Saat ini Hamas menyatakan sedang mempertimbangkan proposal baru Mesir mengenai pembebasan sandera. Mesir menyarankan agar 33 sandera Israel dibebaskan dengan imbalan penghentian operasi tempur di Gaza. 

Adapun Israel dengan tawaran terbarunya dilaporkan mencakup jeda pertempuran atau gencatan senjata sementara selama 40 hari. 

Selain itu, juga pembebasan hampir 1000 tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel tersebut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper