Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Kementerian Luar Negeri Rusia Large Rodion Miroshnik mengatakan bahwa Moskow akan meminta pertemuan dengan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dalam waktu dekat menyusul serangan teroris di tempat pertunjukan musik Balai Kota Crocus.
Dia menegaskan bahwa para diplomat Rusia akan mengangkat masalah serangan teroris tersebut, dalam pertemuan DK PBB mendatang.
"Saya yakin dunia akan menuntut Dewan Keamanan mengadakan pertemuan dalam waktu dekat sehingga mayoritas global, negara-negara internasional terbesar organisasi mungkin mengutuk serangan itu,” katanya, dilansir TASS, Minggu (24/3/2024).
Wakil Tetap Pertama Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky menerbitkan inisiatif Rusia yang mendesak semua negara untuk bekerja sama secara aktif dengan Rusia dalam mengadili semua pihak yang terkait dengan serangan teroris di Balai Kota Crocus, Moskow.
Dia menyampaikan bahwa anggota DK PBB juga perlu meminta pertanggungjawaban para pelaku, penyelenggara, penyandang dana dan sponsor tindakan terorisme tercela ini dan membawa tersangka ke pengadilan.
Selain itu, para anggota DK PBB mendesak semua negara, sesuai dengan kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan yang relevan, untuk bekerja sama secara aktif memusnahkan terorisme.
Baca Juga
Para anggota DK PBB juga menegaskan kembali bahwa setiap tindakan terorisme adalah kriminal dan tidak dapat dibenarkan, apapun motivasinya, dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun.
Pihaknya menegaskan kembali perlunya semua negara untuk memerangi terorisme dengan segala cara, sesuai dengan Piagam PBB.
Seperti diketahui, serangan teroris dilakukan di tempat musik Balai Kota Crocus di Kota Krasnogorsk dekat Moskow pada Jumat malam (22/3/2024).
Orang-orang bersenjata tidak dikenal yang bersenjatakan senapan serbu terus melakukan penembakan di tempat tersebut.
Sebuah ledakan mengguncang gedung yang memicu kebakaran. Menurut data terbaru yang diberikan oleh Dinas Keamanan Federal, 133 orang tewas dan 152 orang lainnya luka-luka, dan layanan khusus sedang melakukan operasi pencarian.
Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin membatalkan semua acara massal di ibu kota dalam 2 hari berikutnya, dan sejumlah wilayah Rusia lainnya pun menyusul.
