Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian Pertahanan Rusia Catat Lonjakan Rekrutan Militer Usai Serangan Teroris di Moskow

Kementerian Pertahanan Rusia mencatat adanya lonjakan masyarakat yang mendaftarkan untuk menjadi militer pascaserangan teroris Moskow.
Asap membumbung di atas lokasi konser Crocus City Hall yang terbakar menyusul insiden penembakan yang dilaporkan terjadi, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Asap membumbung di atas lokasi konser Crocus City Hall yang terbakar menyusul insiden penembakan yang dilaporkan terjadi, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertahanan Rusia mencatat adanya lonjakan masyarakat yang mendaftarkan diri untuk menjadi militer pascaserangan terorisdi dalam sebuah konser Jumat (22/3/2024) di Moskow.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan lebih dari 100.000 orang telah menandatangani kontrak militer sejak awal 2024, dan 16.000 orang terhitung mendaftar dalam 10 hari terakhir.

Adapun, atas serangan terorisme tersebut, sebanyak 144 orang tewas dalam penembakan massal dan kebakaran di tempat konser Balai Kota Crocus.

“Selama wawancara yang dilakukan selama seminggu terakhir di titik seleksi di kota-kota Rusia, sebagian besar kandidat mengindikasikan keinginan untuk membalas dendam mereka yang tewas dalam tragedi yang terjadi pada 22 Maret 2024 di wilayah Moskow sebagai motif utama untuk menyelesaikan kontrak,” ungkap pihak Kementerian Pertahanan Rusia, dalam sebuah pernyataan dari Reuters (3/4/2024).

Diketahui, Presiden Vladimir Putin sebelumnya memerintahkan perekrutan 300.000 orang pada September 2022. Namun, tindakan tersebut kini mengalami perubahan dikarenakan banyak yang mengajukan diri untuk menandatangani kontrak sebagai sukarelawan.

Selain itu, Rusia juga memberikan apresiasi kepada para tentara militernya dengan gaji yang jauh lebih tinggi dengan warga sipil pada umumnya. Melalui perekrutan tentara militer ini, Rusia juga turut mengobarkan perang di Ukraina yang kini sudah memasuki tahun ketiga.

Sebelumnya, kelompok militan ISIS mengeklaim diri atas serangan tersebut. Namun Rusia mengatakan bahwa aksi terorisme tersebut ada kaitannya dengan Ukraina. Pihak Ukraina sendiri berulang kali membantah tuduhan tersebut.

(Nona Amalia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper