Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memiliki informasi tentang adanya rencana serangan teroris di Moskow, Rusia, sejak awal Maret ini.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson, mengatakan bahwa AS telah berbagi informasi dengan pihak berwenang Rusia mengenai rencana serangan teroris di Moskow tersebut.
Badan khusus Rusia juga mengaku telah menerima informasi dari AS mengenai rencana teroris itu, tetapi data tersebut bersifat umum tanpa rincian spesifik.
“Awal bulan ini, pemerintah AS mendapat informasi tentang rencana serangan teroris di Moskow yang berpotensi menargetkan pertemuan besar, termasuk konser. Hal itu bersifat umum, tidak ada yang spesifik," kata badan khusus Rusia, dilansir TASS, Minggu (24/3/2024).
Hal itu mendorong Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan publik kepada warga Amerika di Rusia. Serangan teroris terbukti terjadi di tempat musik Balai Kota Crocus di Kota Krasnogorsk dekat Moskow pada Jumat malam (22/3/2024).
Orang-orang bersenjata tidak dikenal yang bersenjatakan senapan serbu terus melakukan penembakan di lokasi tersebut.
Baca Juga
Sebuah ledakan mengguncang gedung dan memicu kebakaran. Layanan darurat Rusia masih terus melakukan operasi pencarian korban.
Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin membatalkan semua acara massal di Ibu Kota dalam 2 hari berikutnya, dan sejumlah wilayah Rusia lainnya pun menyusul.
Kementerian Darurat Rusia menyatakan bahwa alat-alat berat telah tiba di lokasi kebakaran di Balai Kota Crocus untuk memindahkan runtuhan bangunan yang rusak dan membersihkan puing-puing.
“Alat berat tiba di lokasi kebakaran di Crocus untuk membongkar bangunan yang rusak dan membersihkan puing-puing,” kata kementerian itu melalui saluran Telegram.
Kantor regional Kementerian Darurat Rusia mengatakan bahwa petugas pemadam kebakaran juga telah memadamkan api di Balai Kota Crocus.
“Pada pukul 19.18 [waktu Moskow] (16.18 GMT), dikatakan bahwa kebakaran telah dipadamkan,” kata kementerian itu pada Sabtu (23/3/2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
