Bisnis.com, JAKARTA — Paket makanan siap saji yang kedap air diterjunkan ke beberapa lokasi di sepanjang pantai di Gaza Palestina. Ratusan orang pengungsi dilaporkan bergegas mengambil paket makanan tersebut.
Yordania untuk pertama kalinya melakukan empat penerbangan bersama dengan tentara Prancis, untuk mengirimkan bantuan paket makanan kepada ribuan pengungsi Gaza yang berlindung di pantai.
Selain itu, bantuan udara sebelumnya juga telah diterjunkan, seperti obat-obatan dan perbekalan kemanusiaan juga sudah dikirim ke rumah sakit yang dikelola tentara Yordania di Gaza.
Adapun, Raja Yordania Abdullah turut berpartisipasi dalam pengiriman bantuan paket makanan melalui jalur udara ke Gaza tersebut.
Dilansir Reuters, Raja Abdullah menaiki pesawat militer Yordania untuk mengambil bagian dalam operasi gabungan yang dikoordinasikan dengan angkatan udara beberapa negara, untuk menjatuhkan berton-ton paket makanan di sepanjang pantai Gaza.
Militer Yordania menyatakan bahwa tiga pesawat angkut militer C-130 Yordania bergabung dengan empat pesawat lainnya dari Mesir, Qatar, Prancis dan Uni Emirat Arab (UEA), dalam operasi penurunan udara terbesar sejauh ini ke Gaza.
Baca Juga
Istana Yordania mengabarkan bahwa Raja Abdullah juga berada di bandara sebelum pesawat lepas landas untuk memeriksa pasokan kemanusiaan sudah siap dan persiapan telah selesai.
Perlu diketahui, ini adalah pertama kalinya istana kerajaan Yordania secara resmi mengumumkan bahwa raja telah bergabung dalam misi semacam itu ke Gaza.
Raja Yordania juga menekankan bahwa makanan dan bantuan ke Gaza harus digandakan untuk mencegah memburuknya situasi kemanusiaan yang sudah membawa bencana di Palestina.
Raja mengatakan kepada Kepala USAID Samantha Power yang sedang berkunjung, bahwa masyarakat internasional harus memberikan tekanan lebih besar pada Israel untuk melonggarkan pembatasan aliran makanan ke wilayah tersebut.
Sementara itu, para pejabat menyatakan bahwa Yordania juga mendesak sekutu Baratnya untuk melobi Israel agar meningkatkan bantuan yang datang dari kerajaan tersebut melalui Kerem Shalom di perbatasan Mesir, Israel dan Gaza, di luar penyeberangan Rafah.
“Yang Mulia menekankan perlunya membuka penyeberangan darat dan memperluas pengiriman udara untuk membantu masyarakat Gaza dan khususnya di Gaza Utara,” kata Samantha Power.
Sejauh ini, aliran bantuan yang masuk ke Gaza dari Mesir telah menurun drastis dalam beberapa pekan terakhir, namun Israel mengatakan pihaknya tidak memblokir bantuan dan menyalahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pihak Palestina atas keterlambatan tersebut.