Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengklaim bahwa Israel telah menyetujui ketentuan gencatan senjata dengan Hamas Palestina, yang dirancang dalam perundingan baru-baru ini di Paris.
Dia mengatakan bahwa proposal yang dibentuk oleh para mediator akan mewakili pemahaman tentang langkah kemanusiaan selanjutnya di Gaza.
“Pertemuan di Paris berhasil mengkonsolidasikan usulan-usulan mereka di meja perundingan menjadi satu usulan. Usulan itu telah disetujui oleh pihak Israel dan kini kami mendapat konfirmasi positif awal dari Hamas yang juga memerintahkan kerangka kerja,” katanya, dilansir TASS, Jumat (2/2/2024).
Selain itu, dia juga menekankan bahwa saat ini pihak-pihak yang berkonflik telah berdiskusi melalui mediator mengenai konsep kesepakatan tersebut, namun rinciannya belum dapat dikoordinasikan.
"Ini tidak mencakup banyak rincian yang masih perlu didiskusikan. Namun kami optimis bahwa kita sekarang telah mencapai hal yang belum kita ketahui selama sekitar 2 bulan dan Anda sampai pada titik di mana kedua belah pihak sepakat mengenai prinsip-prinsip bagaimana kebijakan ini akan diterapkan. Jalan yang kita hadapi masih sangat sulit,” ujarnya.
Ketua biro politik Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa gerakan tersebut telah menerima proposal yang dikembangkan selama diskusi di Paris dan saat ini sedang mempelajarinya.
Baca Juga
Haniyeh menunjukkan bahwa prioritas Hamas dalam merumuskan tanggapan terhadap perjanjian Paris tetaplah penghentian segera agresi dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Menurutnya, Hamas hanya akan siap untuk mempertimbangkan inisiatif-inisiatif yang dapat menjamin terpenuhinya kondisi tersebut.
Seperti diketahui, pembicaraan di Paris yang melibatkan Mesir, Israel, Qatar dan Amerika Serikat (AS) telah menghasilkan proposal awal untuk pembebasan para sandera, pada 29 Januari 2024.
Adapun tahap pertama memerlukan gencatan senjata selama 6 pekan. Selama periode ini, setiap warga sipil yang ditahan Hamas akan ditukar dengan 3 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Meski begitu, rasio tersebut bisa ditingkatkan untuk pertukaran tentara Israel. Gencatan senjata yang berlangsung selama 6 pekan itu bisa saja diikuti dengan jeda yang lebih lama.