Bisnis.com, JAKARTA - Israel dilaporkan mengisi ulang Danau Tiberias yang mengering. Padahal, mengeringnya Danau Tiberias bisa menjadi salah satu tanda kiamat sudah dekat.
Menurut laporan Reuters, tepi Laut Galilea atau Danau Tiberias merupakan sebuah danau yang dalam Alkitab di Israel disebut akan hilang ketika terjadi kepadatan penduduk.
Meski demikian, Israel berusaha melipatgandakan jumlah air yang ada di wilayah tersebut berdasarkan kesepakatan air-untuk-energi yang lebih luas yang dibangun melalui hubungan yang berhasil, meskipun seringkali terpecah belah.
Laut Galilea, yang perairannya diyakini umat Kristiani sebagai tempat Yesus berjalan, merupakan perairan utama Israel dan daya tarik wisata yang besar.
Hotel dan tempat perkemahan berjejer di sekeliling yang dikelilingi oleh perbukitan yang subur. Sungai ini mengaliri Sungai Yordan yang mengalir ke selatan menuju Laut Mati.
Setelah gelombang panas atau hujan lebat, ketinggian danau menjadi berita nasional. Alarm berbunyi secara teratur dalam dekade terakhir ini menyusul kekeringan yang berkepanjangan dan surutnya garis pantai.
Baca Juga
Mengacu pada masalah ini, Israel membangun serangkaian pabrik desalinasi di sepanjang pantai Mediterania yang menempatkan Israel pada posisi yang tidak mungkin mengalami surplus air, sebuah titik terang di wilayah gersang yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.
“Semua kelebihan air yang dihasilkan (pabrik) akan dapat kami bawa melalui sistem pengangkut air nasional ke utara dan ke Laut Galilea,” kata Yoav Barkay, yang mengelola pengangkut air nasional di Mekorot milik negara.
Benarkah keringnya Danau Tiberias bisa menjadi salah satu tanda kiamat?