Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahfud Pede Performa pada Debat Cawapres Dongkrak Elektabilitas

Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD yakin performanya di debat kedua Pemilu 2024 bakal menaikkan elektabilitasnya.
Mahfud MD dalam Debat Cawapres 2024
Mahfud MD dalam Debat Cawapres 2024

Bisnis.com, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD yakin performanya di debat kedua Pemilu 2024 bakal menaikkan elektabilitasnya.

Mahfud mengatakan bahwa dirinya optimistis elektabilitas bakal terus bertumbuh. Hanya saja, diakuinya, bahwa elektabilitas bergantung pada perkembangan situasi Pemilu 2024.

"Kalau menaikan elektabilitas itu ya sudah optimisme kami. Bahkan sudah merupakan keyakinan. Elektabilitas ini akan terus bergerak dari yang ada," kata Mahfud usai debat cawapres di JCC Senayan, Jumat (22/12/2023) malam.

Dia juga menyampaikan kepercayaan dirinya saat debat pada segmen satu hingga lima. Menkopolhukam RI itu juga mengaku tidak memiliki persiapan khusus untuk debat cawapres kali ini.

"Mulai dari satu sampai lima saya pede saja karena itu satu paket yang disiapkan di kepala saya meskipun tidak secara khusus, modal baca koran sambil apa, liat tv itu sudah dipasang di kepala," tambahnya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyampaikan segmen yang paling disukainya pada debat tersebut, yakni kelima. Sebab, pada segmen tersebut Mahfud MD menjelaskan upaya konkret untuk mencapai 7% pertumbuhan ekonomi.

"Paling saya senang itu adalah segmen terakhir, kelima, karena saya konkret menyampaikan nih apa yang kita lakukan untuk mencapai 7% pertumbuhan. Itu lebih konkret, ada 21 agenda dan itu adalah janji terbuka. Sehingga nanti harus diusahakan untuk dilaksanakan kalau jadi," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Mahfud MD meyakini pertumbuhan ekonomi 7% setahun bisa diraih apabila korupsi bisa diberantas di Indonesia. 

Menko Polhukam ini mengakui memang pertumbuhan ekonomi 7% sangat jarang diraih dalam sejarah Indonesia. Pertumbuhan 7%, lanjutnya, hanya bisa diraih pada tahun 1989 hingga 1991.

Menurutnya, korupsi yang masih merajalela menjadi penyebab utamanya pertumbuhan ekonomi terhambat. Pasalnya, Mahfud menyebutkan korupsi di Indonesia merajalela mulai dari di tanah, laut hingga udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper