Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lelang Mega Proyek Landbridge, Thailand Mau Jadi Pusat Transit Perdagangan Internasional

Proyek ini bertujuan mengubah Thailand menjadi pusat transit utama perdagangan internasional dengan menghubungkan dua pelabuhan baru.
Bendera Thailand/Istimewa
Bendera Thailand/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Thailand berencana untuk mengadakan lelang internasional terhadap proyek senilai 1 triliun baht atau sekitar Rp443 triliun untuk mengurangi pengiriman antara Samudra Hindia dan Pasifik dengan melewati selat Malaka. 

Mengutip Bloomberg, Senin (18/12/2023) Menteri Transportasi Thailand, Suriya Juangroongruangkit, mengumumkan rencana tersebut kepada investor Jepang di Tokyo pada hari Senin.

Proyek yang disebut sebagai Landbridge  akan melibatkan pemberian konsesi selama 50 tahun, kepada konsorsium pemenang yang mungkin terdiri dari pengirim, operator logistik, manajer pelabuhan, pengembang properti, dan investor industri. 

Nantinya, Landbridge akan diimplementasikan dalam empat fase antara tahun 2025 dan 2040, dengan perkiraan mencapai titik impas dalam 24 tahun.

Untuk diketahui, Perdana Menteri Srettha Thavisin telah memperkenalkan mega proyek ini kepada calon investor dari Amerika Serikat, China, dan Timur Tengah.

Proyek ini bertujuan mengubah Thailand menjadi pusat transit utama perdagangan internasional dengan menghubungkan dua pelabuhan baru di kedua sisi semenanjung selatan negara tersebut dengan jaringan jalan raya dan kereta api. 

Adapun, setelah proyek ini selesai, maka dapat membantu kapal-kapal menghindari Selat Malaka, memotong waktu perjalanan rata-rata empat hari, dan menurunkan biaya pengiriman sebesar 15%.

Di lain sisi, Srettha juga mengungkapkan bahwa proyek ini akan membantu menciptakan 280.000 pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi tahunan Thailand menjadi 5,5% ketika sepenuhnya diimplementasikan.

Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara tersebut tumbuh 2,6% pada 2022, dan diperkirakan akan meningkat 2,5% hingga 3% pada 2023.

Menteri Transportasi negara tersebut juga mengatakan bahwa rencananya pemerintah akan membuat undang-undang baru untuk memfasilitasi pengembangan proyek dan daerah sekitarnya. 

Mengutip Nikkei Asia, setiap pelabuhan nantinya akan memiliki kapasitas untuk menangani hingga 20 juta kontainer pengiriman standar per tahun. Rencana tersebut juga mencakup pemasangan jaringan pipa minyak dan gas. 

Proyek Landbridge akan dilaksanakan melalui kemitraan publik-swasta, dengan investasi asing sebagai kunci terwujudnya proyek tersebut.

Menurut Srettha, tanggapan positif dari calon mitra sudah terlihat pada tahap awal, seiring dengan mulai terlihatnya manfaat proyek tersebut bagi operator logistik dan perusahaan pelayaran maritim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper