Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel Klaim 138 Orang Masih Disandera Oleh Hamas

Jubir IDF Daniel Hagari mengklaim 138 orang masih disandera oleh kelompok Hamas.
Seorang tentara Israel mengambil posisi selama operasi darat yang sedang berlangsung oleh tentara Israel melawan kelompok Islam Palestina Hamas, di lokasi yang disebut sebagai Gaza, dalam gambar yang dirilis pada 17 November 2023. Pasukan Pertahanan Israel/Handout via REUTERS
Seorang tentara Israel mengambil posisi selama operasi darat yang sedang berlangsung oleh tentara Israel melawan kelompok Islam Palestina Hamas, di lokasi yang disebut sebagai Gaza, dalam gambar yang dirilis pada 17 November 2023. Pasukan Pertahanan Israel/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melalui juru bicaranya Daniel Hagari mengonfirmasi bahwa 138 orang masih disandera oleh kelompok Hamas di Jalur Gaza, pada Rabu (6/12/2023). 

Berdasarkan laporan, satu orang yang tercatat hilang sejak 7 Oktober dipastikan termasuk di antara 138 sandera tersebut, dan di antara mereka juga terdapat 20 wanita dan anak-anak. 

Hamas sebelumnya telah mengumumkan perjanjian dengan Israel, yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar, mengenai gencatan senjata kemanusiaan selama 4 hari di Jalur Gaza, yang mulai berlaku pada pukul 7.00 waktu setempat (5.00 GMT), pada 24 November 2023.

Dilansir TASS, kesepakatan tersebut menetapkan pembebasan perempuan dan anak-anak Israel yang disandera di Gaza sebagai imbalan atas pembebasan perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara Israel.

Kedua belah pihak memperpanjang gencatan senjata beberapa kali, tetapi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa Hamas telah melanggar gencatan senjata di Gaza dan melepaskan tembakan ke wilayah Israel, pada 1 Desember 2023.

Adapun hal itu diklaim IDF telah mendorongnya untuk melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza. Pihak berwenang Palestina menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas berlanjutnya permusuhan.

Duta Besar Israel untuk Rusia Alexander Ben Zvi mengatakan bahwa masih mungkin dimulainya kembali gencatan senjata antara Israel dan Hamas. 

Meski begitu, menurutnya operasi militer akan terus berlanjut sampai anggota gerakan Hamas tersebut menghentikan upaya militer. 

“Jika, misalnya, Hamas melepaskan seluruh sandera dan memilih untuk tidak melakukan upaya militer lagi, akan ada sesuatu yang perlu kita diskusikan. Sejauh ini, sayangnya, mereka [Hamas] menolak opsi tersebut. Operasi militer akan terus berlanjut hingga mereka memahami bahwa ini bukanlah pilihan terbaik bagi mereka," katanya. 

Dia menegaskan kembali bahwa perjanjian gencatan senjata sebelumnya masih dapat berlaku selama Hamas menghormati ketentuan perjanjian tersebut.

“Bukan kami yang ditanya soal ini [gencatan senjata]. Kami bilang kami siap untuk melanjutkan dan membebaskan perempuan, anak-anak, dan orang tua sesuai dengan formula ini. Ada beberapa orang yang berusia 75 tahun ke atas. lebih tua,” ujarnya.

Seperti diketahui, gencatan senjata di Gaza telah dilakukan selama 7 hari, namun setelah berakhirnya gencatan senjata, Israel kembali meluncurkan bom ke wilayah Palestina itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper