Bisnis.com, JAKARTA – Para pejabat Israel telah menerima daftar sandera yang akan segera dibebaskan oleh Hamas pada Sabtu (25/11/2023), menyusul pembebasan 24 sandera pada hari pertama dari empat hari gencatan senjata yang direncanakan.
Melansir Reuters, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pejabat keamanan Israel sedang meninjau daftar tersebut. Mereka berjanji akan berupaya membebaskan semua sandera dari serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.
Para sandera yang terdiri dari perempuan, anak-anak, serta pekerja pertanian asal Thailand, akan dipindahkan ke luar Gaza dan diserahkan kepada pihak berwenang Mesir di perbatasan Rafah, didampingi oleh delapan anggota staf Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Mereka kemudian dibawa ke Israel untuk pemeriksaan kesehatan dan bertemu kerabat masing-masing.
Selain itu, Qatar yang bertindak sebagai mediator gencatan senjata mengatakan bahwa 13 warga Israel telah dibebaskan, beberapa di antaranya berkewarganegaraan ganda, ditambah 10 warga Thailand dan seorang warga Filipinayang merupakan pekerja pertanian.
Sementara itu, tiga puluh sembilan tahanan perempuan dan anak-anak Palestina juga dibebaskan dari penjara Israel.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan ada peluang nyata untuk memperpanjang gencatan senjata, dan jeda pertempuran adalah peluang penting untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Baca Juga
Biden menolak berspekulasi mengenai berapa lama perang Israel-Hamas akan berlangsung. Ketika ditanya pada konferensi pers apa harapannya, Biden mengatakan tujuan Israel melenyapkan Hamas adalah misi yang sah, meskipun sulit.
“Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan,” kata Biden, dikutip Minggu (25/11/2023).
Konvoi Bantuan Terbesar
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa 196 truk bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, air, dan pasokan medis telah dikirimkan melalui penyeberangan Rafah pada Jumat (24/11/2023).
Hal itu merupakan konvoi bantuan terbesar ke Gaza sejak tensi kembali meningkat pada 7 Oktober lalu. Mereka menambagkan, total sekitar 1.759 truk telah memasuki daerah kantong tersebut sejak 21 Oktober.
Sementara itu di Israel, keluarga para sandera yang ditinggalkan mengungkapkan emosi campur aduk, bahwa mereka khawatir terhadap mereka yang ditinggalkan. Menurut perhitungan Israel, 1.200 orang menjadi korban jiwa dalam serangan Hamas pada Oktober, sementara 240 orang lainnya disandera.
Sejak itu, Israel terus-menerus menghujani bom di daerah kantong yang dikuasai Hamas. Serangan itu membunuh sekitar 14.000 warga Gaza yang mana 40% di antaranya adalah anak-anak, menurut keterangan otoritas kesehatan Palestina.
Tak berhenti di situ, ratusan ribu dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka, termasuk sebagian besar penduduk di bagian utara wilayah tersebut.
Setelah para sandera yang dibebaskan menjalani pemeriksaan kesehatan awal dan dibawa untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka, otoritas medis mengatakan mereka tampak dalam kondisi fisik yang baik dan menjalani evaluasi lebih lanjut.
Mereka yang dibebaskan pada hari Jumat (24/11/2023) ditukar dengan 24 wanita dan 15 anak-anak Palestina yang dipenjara. Sebelum para tahanan itu dibebaskan, polisi Israel dikabarakan menggerebek rumah keluarga mereka di Yerusalem, kata para saksi. Namun, polisi menolak berkomentar.
“Tidak ada kegembiraan yang nyata, bahkan kegembiraan kecil,” kata Sawsan Bkeer, ibu dari tahanan Palestina berusia 24 tahun, Marah Bkeer.
Putrinya dipenjara selama delapan tahun atas tuduhan penikaman dan penyerangan pada tahun 2015. Polisi Israel terlihat menggerebek rumahnya di Yerusalem sebelum putrinya dibebaskan.
“Kami masih takut untuk merasa bahagia dan pada saat yang sama, kami tidak memiliki rasa bahagia atas apa yang terjadi di Gaza,” katanya.
Adapun, sebuah sumber yang mengetahui mengenai perundingan tersebut mengatakan pembebasan para pekerja Thailand, yang semuanya laki-laki, tidak ada hubungannya dengan perundingan gencatan senjata. Mereka mengikuti jalur terpisah yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar.