Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menekankan perlunya upaya bersama agar konflik antara Israel-Palestina dapat diselesaikan secara permanen dan bukan sementara.
Orang nomor dua di Indonesia itu pun tak puas dengan keputusan serangan Israel di Gaza yang hanya berhenti untuk sementara dengan adanya gencatan senjata selama 4 hari.
"Harapannya tidak hanya empat hari ya, jadi kita minta penyelesaian yang lebih lama dan juga menyelesaikan yang sifatnya penyelesaian yang permanen," katanya dikutip melalui Youtube Sekretariat Wapres, Jumat (24/11/2023).
Kendati demikian, Wapres Ke-13 RI itu pun mengaku bahwa gencatan senjata selama empat hari memang merupakan hal yang baik. Penyebabnya, dengan meredanya konflik sementara maka bantuan dapat didistribusikan ke masayarakat di Gaza.
Meski begitu, Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia itu mengaku khawatir apabila serangan dari Israel ke warga Gaza dapat kembali terjadi setelah masa gencatan senjata berakhir.
Oleh sebab itu, Wapres asal Tangerang itu pun mendorong komunitas internasional untuk menghasilkan penyelesaian yang permanen atas konflik yang terjadi di Gaza.
"Kalau hanya 4 hari saja kan artinya cuma sekadar memberikan jalan, sesudah itu kemudian terjadi lagi pertempuran yang [memakan] banyak korban. Oleh karena itu kita mengajak, termasuk dari Yunani, itu kita mengajak supaya penyelesaiannya tidak hannya empat hari," pungkas Ma'ruf.
Sekadar informasi, Israel dan militan Palestina Hamas memulai gencatan senjata selama 4 hari di Gaza pada Jumat (24/11/2023) pagi. Pada pagi ini jumlah sandera yang dibebaskan 13 wanita dan anak-anak Israel.
Negara-negara besar menyambut gencatan senjata ini dengan hati-hati. Namun, pertempuran terus berkobar ketika waktu menghitung mundur rencana dimulainya jeda pertama dalam perang brutal yang telah berlangsung hampir 7 minggu itu.
Kementerian Luar Negeri Qatar yang menjadi mediator menyampaikan bahwa gencatan senjata yang dimulai pada pukul 07.00 pagi waktu setempat dilakukan secara menyeluruh di Gaza utara dan selatan.
Bantuan tambahan akan mulai mengalir ke Gaza dan sandera pertama termasuk wanita lanjut usia akan dibebaskan pada pukul 16.00 waktu setempat.
Israel melancarkan invasi dahsyat ke Gaza setelah orang-orang bersenjata dari Hamas menyerbu pagar perbatasan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, sekitar 13.000 warga Gaza telah terbunuh akibat pemboman Israel, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina. Namun mereka mengatakan semakin sulit untuk mendapatkan penghitungan terkini karena layanan kesehatan telah kewalahan akibat pemboman Israel.