Bisnis.com, JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Mohammed Al-Ansari mengatakan bahwa waktu dimulainya gencatan senjata di Jalur Gaza akan segera diumumkan.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengutip Al-Ansari bahwa dimulainya gencatan senjata akan diumumkan dalam waktu beberapa jam mendatang.
"Dr. Al-Ansari telah mengkonfirmasi bahwa waktu dimulainya gencatan senjata [antara Israel dan gerakan radikal Palestina Hamas] akan diumumkan dalam beberapa jam mendatang," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (23/11/2023).
Diplomat itu mencatat bahwa pembicaraan yang dilakukan oleh Doha dan Kairo mengenai rincian jeda kemanusiaan dan gencatan senjata di Jalur Gaza berlanjut dengan pandangan positif.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa Qatar bekerja sama dengan Israel dan Hamas, serta dengan Mesir dan Amerika Serikat (AS), untuk memulai gencatan senjata secepatnya serta memastikan bahwa kedua pihak mematuhi implementasi perjanjian.
Adapun gencatan senjata antara Hamas dengan Israel di Jalur Gaza dikabarkan sebelumnya tidak akan terjadi sebelum Jumat (24/11/2023).
Baca Juga
Hamas sebelumnya telah mengumumkan kesepakatan dengan Israel untuk melakukan gencatan senjata selama 4 hari di Jalur Gaza.
Pembebasan sandera juga akan dilakukan dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
“Setelah berhari-hari perundingan yang alot, kami mengumumkan bahwa kami mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata kemanusiaan selama 4 hari berkat upaya berkelanjutan dan terampil dari Qatar dan Mesir,” kata Hamas.
Hamas menegaskan bahwa sebagai bagian dari perjanjian tersebut, pihaknya akan membebaskan 50 sandera, perempuan dan anak-anak di bawah 19 tahun sebagai imbalan atas pembebasan 150 tahanan perempuan dan anak-anak di bawah 19 tahun dari penjara Israel.
Seperti diketahui, konflik kembali berkobar di Timur Tengah setelah Hamas yang berbasis di Jalur Gaza melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel, pada 7 Oktober 2023.
Israel membalas serangan tersebut dengan membombardir Jalur Gaza dengan senjata berat yang menewaskan belasan ribu warga Palestina.